Plh. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo (doc. BNPB)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan ada dua korban tewas dan puluhan rumah rusak setelah gempa bumi magnitudo (M) 7,2, di Halmahera Selatan, Maluku Utara, Senin (15/7/2019).
"Dua korban meninggal teridentifikasi berasal dari Desa Gane Luar dan Desa Papaceda. Kerusakan unit rumah di Desa Ranga ranga, Kecamatan Gane Timur sebanyak 20 unit. Desa Saketa, Kecamatan Gane Barat 28 unit, dan Desa Dolik, Kecamatan Gane Barat Utara enam unit," ujar Plh. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, dalam situs BNPB.
Ketiga desa itu berada di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan. Kerusakan rumah juga terdapat di Desa Kluting Jaya, Kecamatan Weda Selatan, Halmahera Tengah sebanyak lima unit. Adapun dua unit jembatan rusak terjadi di Desa Saketa.
Data BNPB pun menunjukkan lebih dari 2.000 jiwa mengungsi di 14 lokasi. Saat ini para korban gempa Maluku Utara telah mendapatkan penanganan darurat dari pemerintah daerah dan institusi terkait lainnya.
"Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari, terhitung 15-21 Juli 2019," lanjut Agus..
Hingga kini beberapa kendala dihadapi dalam penanganan darurat. Akses jalan ke lokasi terdampak hanya bisa melalui laut karena jalan darat masih belum terbangun. Rute yang bisa ditempuh hanya melalui Ternate-Sofifi dengan menggunakan speed boat.
Laporan BPBD Halmahera Selatan menginformasikan masyarakat pesisir pantai masih mengungsi ke wilayah yang lebih tinggi. Sejumlah gempa susulan tercatat muncul 65 kali dengan kedalaman rata-rata 10 kilometer hingga 15 Juli 2019 pukul 07.00 WIB.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: