INDOZONE.ID - Insiden “ketiduran” dari 2 pilot Batik Air pada penerbangan ke Jakarta dari Kendari pada tanggal 25 Januari 2024 telah menjadi sorotan utama yang mengejutkan industri penerbangan Indonesia.
Dua pilot Batik Air Indonesia, telah tertidur selama sekitar 28 menit, menyebabkan serangkaian kesalahan navigasi yang serius.
Kejadian ini mengundang perhatian Komite Keselamatan Transportasi Nasional (KNKT), yang kini menyerukan perubahan mendesak dalam panduan dan prosedur untuk mengidentifikasi kelelahan awak kabin.
Mari kita paparkan lebih lanjut peristiwa ini.
1. Insiden Tidur Pilot Batik Air dan Serangkaian Kesalahan Navigasi
Pada tanggal 25 Januari 2024, dua pilot Batik Air Indonesia terlibat dalam insiden serius di mana keduanya tertidur selama sekitar 28 menit saat melakukan penerbangan dari Kendari ke Jakarta dengan menggunakan pesawat Airbus A320 (PK-LUV).
Komite Keselamatan Transportasi Nasional (KNKT) mengklarifikasi insiden ini sebagai kejadian serius karena menyebabkan serangkaian kesalahan navigasi yang terjadi selama kedua pilot tersebut tertidur.
2. Rincian Kejadian Awak Tertidur di Ketinggian Pesawat
Saat mencapai ketinggian tertentu, kedua awak melepas headset mereka, dan pilot meminta first officer/co-pilot apakah dia dapat tidur sebentar. Setelah persetujuan, first officer/co-pilot mengambil alih kendali pesawat selama 40 menit sebelum secara tidak sengaja tertidur.
Kesalahan navigasi terjadi ketika pesawat terbang dengan heading 250° dan tidak merespons pertanyaan dari pusat kontrol area Jakarta. Setelah 28 menit, kapten terbangun dan menyadari pesawat tidak berada di jalur yang benar.
3. Faktor Kelelahan Pilot dan Kondisi Tidur yang Buruk
Penyelidikan awal dari KNKT menunjukkan bahwa awak penerbangan tersebut telah mengoperasikan penerbangan dari Kendari ke Jakarta pada pagi yang sama.
First officer/co-pilot tersebut adalah seorang orang tua baru dengan bayi kembar berusia satu bulan, menyatakan kepada rekannya bahwa dia "tidak mendapatkan istirahat yang cukup" malam sebelumnya.
Meskipun mencoba tidur lebih awal, jadwal tidurnya menjadi terganggu karena harus membantu merawat bayi-bayinya, menyebabkan kelelahan yang memengaruhi kinerjanya.
Baca Juga: Pilot Australia dan 2 Penumpang Berhasil Bebas Setelah Ditawan Kelompok Bersenjata di Papua Nugini
4. Rekomendasi dan Tindakan yang Diambil dan KNKT Desak Penyempurnaan Prosedur
KNKT menyarankan agar Batik Air mengeluarkan prosedur baru untuk melakukan pemeriksaan awak kabin untuk memastikan bahwa pemeriksaan kesehatan pada seluruh kru telah berjalan secara optimal.
Selain itu, KNKT mencatat kurangnya panduan atau prosedur untuk pilot terkait penggunaan checklist pribadi yang terdiri atas penilaian terhadap faktor-faktor yang dapat mengurangi kinerja pilot.
Rekomendasi ini muncul sebagai langkah kritis untuk mencegah kejadian serupa dan meningkatkan keselamatan penerbangan.
Insiden ini menciptakan urgensi bagi Batik Air Indonesia untuk meningkatkan prosedur dan panduan terkait kesehatan dan kinerja awak penerbangan. KNKT menekankan perlunya perubahan prosedur untuk pemeriksaan kokpit, serta panduan yang lebih terperinci terkait penggunaan checklist pribadi.
Dengan perubahan ini, diharapkan keselamatan kokpit dan seluruh awak kabin dapat ditingkatkan, dan kejadian serupa dapat dihindari di masa depan.
Melalui pembelajaran dari insiden ini, industri penerbangan Indonesia diharapkan dapat terus meningkatkan standar keamanan dan tetap memegang kepercayaan penumpang dalam perjalanan udara mereka.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Flightglobal.com