Sabtu, 01 APRIL 2023 • 16:22 WIB

Seorang Meninggal dan 40 Orang Keracunan Kue di Kotawaringin, Pemkab Tanggung Perobatan

Author

Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur Halikinnor membesuk pasien yang diduga keracunan massal usai menyantap kue saat berbuka puasa, Sabtu (1/4/2023). (ANTARA/Norjani)

Seorang warga Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah meninggal dunia dan 40 orang lainnya harus menjalani perawatan di rumah sakit akibat keracunan kue tradisional 'ipau'.

Pemkab Kotawaringin Timur pun mengambil kebijakan menanggung biaya pengobatan para korban.

"Bagi pasien korban keracunan yang belum terkaver BPJS Kesehatan, nanti biaya pengobatannya dibebankan ke pemerintah daerah saja," kata Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor memberi arahan kepada manajemen rumah sakit yang mendampinginya di Sampit, Sabtu (1/4/2023).

Jumlah korban diduga keracunan kue "Ipau" di Sampit terus bertambah dan saat ini terdata menjadi 40 orang dan satu orang telah meninggal dunia.

Baca juga: Musibah! Warga Bandung Barat Keracunan Usai Makan Nasi Kotak Tercemar Staphylococcus

"Jumlah ini tidak menutup kemungkinan bisa bertambah karena mungkin saja ada yang cuma berobat bertahan di rumah dan belum melapor. Katanya masa rawannya sampai lima hari. Makanya saya minta tetap dipantau dan segera ditangani," katanya seperti yang dilaporkan Antara.

Dugaan keracunan massal kue tradisional itu terjadi mulai Rabu (29/3) malam.

Hasil pendataan, pasien yang diduga keracunan tersebut menderita keluhan yang hampir sama, yaitu diare, dan semuanya diketahui ada yang menyatakan menyantap kue tersebut. Mereka berusia anak-anak hingga lansia.

Baca juga: Ratusan Siswi di Iran Diracun agar Tidak Bisa Belajar dan Sekolah Khusus Perempuan Ditutup

Kejadian ini menjadi perhatian pemerintah daerah. Halikinnor yang sejak awal Ramadhan sudah mewanti-wanti pedagang untuk menjaga kesehatan dan keamanan kuliner yang dijual, mengaku kaget begitu mengetahui hal yang dikhawatirkan itu justru terjadi.

Ia datang ke RSUD dr Murjani Sampit membesuk pasien keracunan tersebut. Salah satu pasiennya adalah Zulhaidir yang merupakan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kotawaringin Timur.

Data pihak rumah sakit, saat ini masih ada 17 korban keracunan yang dirawat, sedangkan sisanya sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik. Meski begitu, tim kesehatan tetap memantau kemungkinan jumlah pasien masih bertambah.

Ia menegaskan pengawasan akan ditingkatkan oleh Dinas Kesehatan agar kejadian ini tidak terulang lagi.

Hari ini Balai Pengawasan Obat dan Makanan Palangka Raya juga akan melakukan pemeriksaan intensif untuk mengetahui penyebab keracunan tersebut.

Saat ini, pedagang yang menjual kue diduga penyebab keracunan itu masih diizinkan berjualan, namun diminta tidak menjual kue "ipau" tersebut. Pemerintah daerah juga masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.

"Saya meminta kembali kepada masyarakat yang membuat dan berjualan kue dan masakan agar meningkatkan kewaspadaan. Makanan yang dijual harus aman dan sehat," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur Umar Kaderi yang turut mendampingi bupati mengatakan, saat ini kondisi pasien mulai membaik.

Dinas Kesehatan terus berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk memastikan seluruh korban ditangani dengan baik.

"Kami juga sudah memerintahkan seluruh puskesmas untuk mendata terhadap kemungkinan adanya warga mereka yang menderita keracunan yang sama," ujarnya.

Beberapa korban mengakui tidak mengira keracunan bahkan sampai harus dirawat. Saat menyantap kue "ipau" tersebut, rasanya enak dan tidak ada rasa seperti basi atau tidak enak sehingga mereka tidak curiga.

"Tidak ada rasa basi. Kuenya enak. Saya bahkan makan sampai habis. Beberapa jam kemudian baru mulai terasa perut sangat sakit dan disertai muntah, makanya langsung dibawa ke rumah sakit," demikian salah seorang pasien.

Artikel Menarik Lainnya: 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: