Pesawat jet Boeing 737-800 milik maskapai China Eastern Airlines jatuh pada pada Senin (21/3/2022), dengan membawa 132 (sebelumnya disebut 133) orang di dalamnya.
Pesawat dengan nomor penerbangan MU-5735 itu berangkat dari Kunming dengan tujuan Guangzhou, dan hilang dari pantauan radar, dua menit setelah ketinggian pesawat tiba-tiba turun dari level 8.869 meter.
Menurut layanan pelacak penerbangan Flightradar24, pesawat 737-800 yang mengalami kecelakaan itu berusia enam tahun.
Berikut fakta-fakta kecelakaan jet Boeing 737-800 milik China Eastern Airlines, menyadur dari Reuters.
Paling Banyak Digunakan
Boeing 737-800 adalah bagian dari seri 737, jenis pesawat komersial yang paling banyak diterbangkan di dunia. Seri tersebut dibangun pada 1960-an, untuk melayani rute jarak pendek atau menengah.
737-800 masuk ke kelompok 737 NG atau Next-Generation, yang jumlah pengirimannya sudah mencapai lebih dari 7.000 pesawat sejak 1993. Pesawat ini memiliki catatan keselamatan yang sangat baik setelah hampir 30 tahun penerbangan.
737-800 yang berisi 162 hingga 189 kursi, diluncurkan pada 5 September 1994. NG adalah pendahulu 737 MAX.
Di Amerika Serikat, American Airlines adalah maskapai yang paling banyak mengoperasikan 737-800, yaitu 265 penerbangan. Pengekornya adalah Southwest Airlines dengan 205 penerbangan, dan United Airlines dengan 136 penerbangan, menurut penyedia data penerbangan Cirium.
Kecelakaan Maut Terakhir pada 2020
Kecelakaan maut terakhir yang melibatkan 737-800 terjadi pada Agustus 2020, yaitu ketika pesawat Air India Express jatuh saat mendarat di Bandara Internasional Calicut di Negara Bagian Kerala, di India bagian selatan.
Baca juga: Shandy Purnamasari Laporkan Putra Siregar Terkait Merek Dagang, Juragan 99 Jadi Saksi
Kecelakaan yang terjadi di tengah hujan deras itu menewaskan 21 orang. Sebuah laporan yang dibuat oleh pemerintah India menyebutkan bahwa kecelakaan disebabkan oleh kesalahan pilot.
Salah Satu Terbaik
Catatan keselamatan penerbangan China adalah salah satu yang terbaik di dunia, dalam satu dasawarsa terakhir ini.
Namun, China tidak terlalu bersikap transparan dibandingkan dengan negara-negara seperti AS dan Australia. Badan pengatur penerbangan AS dan Australia menerbitkan laporan terperinci soal kecelakaan-kecelakaan penerbangan yang tidak memakan korban jiwa.
The last seconds of China Eastern Airlines MU5735 were caught on a CCTV camera. Shows that it was in a near vertical dive. pic.twitter.com/0ZaBcJqLR7
— Oliver Alexander (@OAlexanderDK) March 21, 2022
Insiden 2010
Menurut laman keselamatan penerbangan Aviation Safety Network (ASN), kecelakaan terakhir pesawat jet China yang berujung maut terjadi pada 2010.
Pada insiden 2010 itu, sebanyak 44 dari 96 orang yang berada di jet Embraer E-190 milik Henan Airlines, tewas ketika pesawat jatuh saat mendekati bandara Yichuan.
Pertama Sejak 2004
Insiden penerbangan pada Senin (21/3/2022) merupakan kecelakaan maut pertama yang dialami China Eastern sejak 2004.
Pada 2004, kata ASN, sebuah pesawat milik China Eastern jatuh tak lama setelah lepas landas dari sebuah bandara di China utara dan menewaskan 55 orang.
China Eastern, perusahaan penerbangan yang berkantor pusat di Shangai, didirikan pada 1998 dan merupakan salah satu dari tiga maskapai terbesar di China. Mereka memiliki armada pesawat keluaran terbaru.
China Eastern merupakan bagian dari SkyTeam Alliance. Delta Air Lines memiliki dua persen saham di maskapai itu.
China Eastern dalam beberapa tahun belakangan tercatat sebagai salah satu dari sepuluh besar maskapai menyangkut jumlah penumpang.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: