Adik Kim Jong-un Dinilai Akan Jadi Pemimpin Korea Utara Berikutnya Jika Kakaknya Meninggal

Kim Yo-jong, adik perempuan Kim Jong-un. (Photo/KNCA)

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, mungkin memiliki tiga anak, tetapi banyak pengamat Korea percaya bahwa pemimpin negara berikutnya adalah seorang wanita, yakni adiknya sendiri.

Kim Yo-jong, saudara perempuan pemimpin tertinggi, pertama kali mulai menarik perhatian pada tahun 2014, ketika dia menemani saudara laki-lakinya di Majelis Rakyat Tertinggi. Pada tahun 2018, ia menjadi anggota pertama dari dinasti penguasa republik komunis yang mengunjungi Korea Selatan.

Banyak anggota keluarga Kim lainnya telah menemui ajal sebelum waktunya. Kim Jong-nam, saudara tiri Kim Jong-un secara misterius diracuni di bandara Kuala Lumpur di Malaysia pada tahun 2017. Pamannya, Jang Song-thaek, dituduh bekerja melawan rezim Kim dan dilaporkan dieksekusi oleh regu tembak pada 2013.

Banyak pejabat tinggi lainnya telah disingkirkan, termasuk Wakil Menteri Angkatan Darat Kim Chol yang dilaporkan dieksekusi oleh tembakan artileri dan wakil menteri keamanan O Sang-hon yang dieksekusi oleh penyembur api.

Baca juga: Viral Video Pertarungan Epik Antara Badak dengan Kerbau, Mirip Pertandingan UFC

Kim Yo-jong, (34) menjalankan Departemen Propaganda dan Agitasi Pyongyang, dan diperkirakan berada di balik penghancuran sebuah bangunan yang didirikan di dekat perbatasan untuk memfasilitasi hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Tahun lalu, Kim Jong-un, 39, menyerahkan wewenang kepada saudara perempuannya untuk mengelola "urusan umum negara" tertentu untuk membantu meringankan beban kerjanya sendiri.

Pada bulan September tahun ini dilaporkan bahwa dia juga telah dipromosikan ke Komisi Urusan Negara Korea Utara. Pada saat yang sama sembilan anggota Komisi pensiun atau diturunkan pangkatnya, termasuk Pak Pong Ju, seorang penasihat veteran yang bertanggung jawab atas kebijakan ekonomi negara selama beberapa tahun.

Menurut pakar intelijen Korea Selatan Kim Byung-kee, Kim Yo-jong sekarang adalah "pemimpin kedua secara de facto" di negara itu.

Artikel Menarik Lainnya:

• Tuai Kontroversi, Dewan Syariah Pusat PKS Putuskan Cabut Anjuran Poligami
• Kadernya Diizinkan Poligami, PKS: Berdasarkan Agama Bukan Budaya
• Minta Warga Segera Vaksin Covid-19, Anies: Umur di Tangan Allah, Tapi Ikhtiar Itu Wajib