Kamis, 19 AGUSTUS 2021 • 13:11 WIB

Taliban Minta Warga Afghanistan yang Ketakutan Kembali Bekerja

Author

Pejuang Taliban berdiri di depan gedung Kementerian Dalam Negeri di Kabul. (REUTERS/Stringer)

Anggota-anggota Taliban yang bersenjata mengetuki pintu di kota-kota di seluruh Afghanistan pada Rabu (18/8/2021) untuk meminta warga Afghanistan yang ketakutan kembali bekerja. Hal ini berdasarkan kesaksian warga setempat.

Taliban mengaku ingin menghidupkan kembali ekonomi negara yang hancur. Kehancuran yang meluas selama perang 20 tahun antara pasukan pemerintah yang didukung Amerika Serikat dan Taliban, nilai mata uang yang jatuh, serta kurangnya persediaan dolar merupakan pemicu krisis ekonomi di negara itu.

Sebelumnya, dalam konferensi pers pertama Taliban sejak kelompok itu merebut Ibu Kota Kabul, Taliban menjanjikan perdamaian, kemakmuran, dan tampaknya akan meninggalkan aturan sebelumnya yang melarang perempuan bekerja. Tetapi banyak orang tetap waspada.

Seorang warga bernama Wasima mengatakan dia terkejut ketika tiga anggota Taliban yang sambil memegang senjata mengunjungi rumahnya di kota barat, Herat, pada Rabu (18/8/2021) pagi.

Taliban menanyai Wasima tentang pekerjaan dari gaji yang diterimanya dari sebuah organisasi bantuan, juga menyuruhnya untuk kembali bekerja.

Dikutip dari Reuters, sebanyak 12 orang mengatakan bahwa ada kunjungan mendadak dari Taliban dalam 24 jam terakhir, mulai dari Ibu Kota Kabul sampai ke Lashkar Gah di selatan dan Mazar-i-Sharif di utara.

Mereka tidak ingin memberikan nama lengkap mereka, karena takut akan pembalasan. Selain mendorong orang untuk bekerja, beberapa orang mengatakan bahwa mereka juga merasa bahwa pemeriksaan tersebut dirancang untuk mengintimidasi dan menanamkan rasa takut pada kepemimpinan baru.

Juru bicara Taliban sendiri belum menanggapi permintaan komentar soal kunjungan tersebut.

Banyak tempat usaha di Kabul tetap tutup dan sebagian besar kota telah ditinggalkan sejak Taliban merebut kota itu pada Minggu pada akhir serangan kilat di seluruh negeri.

Satu-satunya lalu lintas utama di ibu kota yang padat adalah di bandara, tempat orang-orang mencoba melarikan diri dari negara itu dengan penerbangan evakuasi diplomatik, kata penduduk.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir