Mantan atlet voli putri nasional berpangkat TNI Sersan Dua (Serda) Aprilia Manganan mengalami perubahan status dari perempuan ke lelaki.
KSAD TNI AD, Jenderal Andika Perkasa Selasa (9/3) kemarin, Aprilia terlahir dengan jenis kelamin laki-laki. Tapi dia menjalani proses kelainan medis Hipospadia, yakni kelainan bentuk kelamin yang sering dialami bayi lelaki ketika dilahirkan.
"Saat dilahirkan dia punya kelainan pada sistem reproduksinya, Hipospadia," kata Andika di Mabes TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat.
Menurut Andika, saat menangani Aprilia, paramedis dan orangtua juga keluarga tak paham dengan kelainan yang dialaminya. Aprilia dinyatakan perempuan karena alat kelaminnya sedikit berbeda.
Andika mengklaim, kelainan yang terjadi pada Aprilia baru diketahui belum lama ini. Ketika 3 Februari, Aprilia sengaja dipanggil untuk menjalankan pemeriksaan medis di RSPAD Gatot Subroto.
Hasil rekam medisnya, kata Andika hormon testosteron Aprilia lebih tinggi dan di dalam tubuhnya tak ada organ yang menunjukkan dia seorang perempuan.
Artinya, Aprilia memang berjenis kelamin laki-laki. Minimnya pengetahuan keluarga dan paramedis di kampung Aprilia memutuskan dirinya adalah seorang perempuan.
"Sebetulnya kelainan pada sistem reproduksi ini cukup sering terjadi, jadi bahkan menempati peringkat kedua dari jumlah kasus yg biasa terjadi untuk kelahiran bayi laki-laki. Menurut data, di setiap bayi laki yang lahir ada, satu yang alami kelainan. Atau empat orang setiap seribu kelahiran bayi laki-laki," kata Andika.
Menurutnya Aprilia menerima dan menyetujui hasil rekam medisnya. Bahkan dia setuju untuk menjalankan operasi perbaikan.
"Jadi saya konsultasi, tawarkan apa yang bisa kami bantu untuk dia. Akhirnya Sersan Manganan rupanya sambil dengan excited. Ini yang ditunggu-tunggu, saya hadirkan tim RSPAD kemudian melakukan pemeriksaan lengkap dengan seluruh fasilitas kesehatan kami," ucap Andika.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: