Jumat, 05 MARET 2021 • 12:18 WIB

Bayi Gajah Inong yang Terjerat Lumpur Akhirnya Mati, Sebelumya Dapat Perawatan di PKG

Author

Dokter hewan memasang cairan infus dan mengobati luka bagian tubuh bayi gajah saat perawatan di Pusat Latihan Gajah (PLG) Saree, Kabupaten Pidie, Aceh, Senin (15/2/2021). Bayi gajah betina berumur sekitar tiga minggu dengan berat badan mencapai 85 kilogra

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyatakan bayi gajah Sumatera (elephas maximus sumatramus) yang terjebak lumpur beberapa waktu lalu akhirnya mati setelah menjalani perawatan intensif di Pusat Konservasi Gajah (PKG) di Kabupaten Aceh Besar.

Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto di Banda Aceh, Jumat (5/3/2021), mengatakan bayi gajah betina tersebut sebelumnya sempat membaik, namun kembali memburuk beberapa hari terakhir hingga akhirnya mati.

"Kematian bayi gajah betina itu terjadi pada Rabu (3/3) pukul 06.00 WIB. Bayi gajah yang diberi nama Inong itu sedang dalam perawatan intensif. Kondisi satwa tersebut kembali menurun sejak tanggal 1-2 Maret lalu," kata Agus Arianto dikutip dari Antara.

Hasil nekropsi atau bedah bangkai oleh tim medis BKSDA Aceh, kata Agus Arianto, ditemukan organ jantung mengeras di bagian otot, dinding atrium kiri menebal, sehingga menyebabkan penyempitan yang mengakibatkan kesulitan memompa darah.

"Kemudian gangguan sistem pencernaan ditemukan hemoragi pada penggantung usus, serta ditemukan abnormalitas pada tulang kaki dan persendian kaki depan karena dislokasi," kata Agus Arianto.

Sebelumnya, BKSDA Aceh bekerja sama dengan mitra mengevakuasi satu individu bayi gajah Sumatera yang terjebak di kubangan lumpur di Kecamatan Tiro, Kabupaten Pidie.

Agus mengatakan evakuasi dilakukan setelah masyarakat mengeluarkan bayi gajah tersebut dari kubangan lumpur di Desa Panton Bunot.

"Bayi gajah tersebut diperkirakan terjebak di kubangan lumpur sudah berhari-hari. Kemudian, masyarakat berhasil mengeluarkannya dari kubangan dan menginformasikannya kepada kami," kata Agus Arianto.

Dari informasi tersebut, kata Agus, BKSDA menurunkan tim terdiri dari dokter hewan, Pusat Kajian Satwa Liar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, dan Pusat Konservasi Gajah (PKG) Saree, Aceh Besar.

"Kondisi bayi gajah saat penanganan tim sangat lemah dan kritis. Bayi gajah tersebut berkelamin betina, usia diperkirakan sekitar tiga minggu dengan berat sekitar 85 kilogram," kata Agus.

Selanjutnya, kata Agus, bayi gajah tersebut dievakuasi ke PKG Saree untuk penanganan lebih lanjut. Sebab, berdasarkan pemeriksaan awal tim medis, kondisi bayi gajah tersebut lemah dan kritis.

Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut, katanya, diketahui kaki kiri depan bayi gajah mengalami dislokasi. Kedua kaki belakang mengalami paralisa atau kelumpuhan, sehingga bayi gajah tersebut tidak bisa berdiri.

Tim medis memberikan perawatan khusus membantu mengurangi rasa sakit, pengobatan luka infeksi, hingga melatih untuk merangsang otot-otot serta syaraf bayi gajah dengan menggunakan alat bantu topang. Selain itu,  juga pemberian asupan nutrisi berupa susu formula sebagai pengganti air susuk induk yang diberikan menggunakan selang infus.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: