Gempa tektonik dengan magnitudo 5,9 mengguncang wilayah Majene Provinsi Sulawesi Barat pada Kamis (14/1/2021) pukul 13.35.49 WIB diduga akibat aktivitas sesar naik Mamuju.
"Diduga kuat pemicu gempa ini adalah Sesar Naik Mamuju (mamuju thrust). Terbukti bahwa hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata Koordinator bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, seperti dilansir Antara.
Hasil analisa BMKG menyebutkan episenter gempa terletak pada koordinat 2,99 LS dan 118,89 BT tepatnya di darat pada jarak 4 km arah BaratLaut Majene, Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif.
Dampak gempa tersebut guncangannya dirasakan di Polewali dalam skala intensitas V-VI MMI, sedangkan Mamuju, Majene IV MMI, Mamuju Utara dan Mamuju Tengah III-IV MMI, dan Toraja dan Mamasa III MMI, serta di Pinrang, Poso, Pare-pare dan Wajo II-III MMI.
Daryono mengatakan, dari laporan di lapangan, warga lari berhamburan keluar rumah karena terkejut guncangan kuat yang terjadi secara tiba-tiba.
"Melihat peta shakemap hasil analisis BMKG tampaknya gempa ini berpotensi merusak," katanya.
BACA JUGA: Gempa Bumi M 4,6 Guncang Manggarai, BMKG Imbau Masyarakat Tetap Tenang
Sementara itu, Sub Koordinator Pelayanan Jasa BMKG Makassar, Siswanto menjelaskan, analisis BMKG berdasarkan skala kekuatan gempa atau energi gempa menunjukkan bahwa gempa bumi itu tidak berpotensi tsunami.
Kejadian gempa yang 10 km agak dangkal dari permukaan laut mengakibatkan masyarakat di Kota Parepare, Pinrang bahkan Kota Makassar ikut merasakan getaran gempa tersebut.
Siswanto mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa, silakan periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," katanya.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: