Jumat, 03 APRIL 2020 • 13:01 WIB

Viral Video Petugas Medis Dilempari Batu Bawa Jenazah Pasien Corona: Hei Kita Juga Manusia

Author

Petugas berpakaian hazmat tampak dilempari warga, begitu juga iring-iringannya harus dikawal TNI. (Facebook/Raden Arba'in)

Saat petugas medis dilempari oleh warga saat membawa jenazah pasien positif virus corona atau COVID-19.

Ini dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap jenazah yang dimakamkan di wilayah mereka di daerah banyumas.

Penolakan muncul dari warga. Mereka meminta agar jenazah dipindahkan karena khawatir berdampak terhadap kesehatan masyarakat sekitar.

Peristiwa pun direkam, hingga videonya viral di media sosial.

Dalam perjalanan, warga melempari tenaga medis dengan batu saat sedang membawa jenazah pasien Covid-19 di sebuah pemakaman di desa setempat.

"Hey jangan lempar batu, kita juga manusia gih," teriak petugas sambil membawa jenazah di atas tandu untuk dimasukkan ke dalam mobil ambulans.

Tidak sampai di situ, iring-iringan mobil ambulans yang dikawal oleh personil TNI juga mendapat teriakan warga. Mereka melakukan unjuk rasa terkait pemakaman pasien meninggal akibat COVID-19.

Bahkan sebagai bentuk penolakan itu, makam jenazah korban virus corona terpaksa dibongkar kembali karena warga menolak. 

Video pembongkaran makam itu juga viral di media sosial. 

Tampak Bupati Banyumas Achmad Husein marah kepada warga yang menolak pemakaman jenazah virus corona viral di media sosial.

"Saya Bupati nggali sendiri. Virusnya nggak ada," kata Achmad Husein saat menenangkan kerumunan warga yang datang ke pemakaman.

Namun warga dalam video itu berdalih melakukan penolakan itu karena mereka ingin sehat, dan desa mereka dijauhkan dari wabah corona yang mungkin akan terjadi.

"Iya makanya itu, ikuti saya," jawab Bupati banyumas dalam video.

Pasien meninggal akibat corona itu sebelumnya menjalani isolasi di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto.

Saat jenazah akan dimakamkan, masalah muncul.

Pemakaman jenazah mendapat penolakan di empat kecamatan, yakni Kecamatan Purwokerto Timur, Purwokerto Selatan, Kecamatan Patikraja dan Kecamatan Wangon.

Akhirnya jenazah pasien dimakamkan Selasa malam di lahan milik pemkab di Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas.

Mabes Polri berharap kepada seluruh masyarakat di Indonesia agar mengedepankan sikap toleransi antar sesama masyarakat terkait pemakaman jenazah yang terinfeksi virus corona atau Covid-19. Polri berharap tidak ada masyarakat yang menolak jenazah pasien corona untuk dimakamkan diwilayahnya.

"Diharapkan ke depan, sebagai bangsa Indonesia yang memiliki sikap toleransi dan  gotong royong penting untuk mengedepankan rasa kemanusiaan dan rasa empati sehingga nantinya tidak ada lagi penolakan pemakaman jenazah korban yang meninggal akibat virus corona," kata Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Pol Asep Adisaputra saat dikonfirmasi, Jumat (3/4/2020).

Asep tidak menjelaskan lebih detail apakah polisi bisa memberikan tindakan tegas kepada masyarakat yang menolak jenazah itu atau tidak.

Dia hanya memberikan harapannya agar masyarakat di seluruh wilayah Indonesia mengedepankan sikap toleransi.

Selain itu, dia mengatakan pihaknya sudah bekerjasama dengan jajaran TNI dan seluruh pemerintah daerah untuk mengedukasi masyarakat.

Polri juga dikatakannya menggandeng institusi kesehatan untuk mengedukasi masyarakat terkait jenazah yang meninggal akibat wabah virus ini.

"Dalam hal ini Polri bekerjasama dengan jajaran TNI dan pemerintah daerah yang diaplikasikan di lapangan oleh para Bhabinkamtibmas, Babinsa dan lurah telah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang hal-hal yang berkaitan dengan korban virus corona yang meninggal dunia. Polri juga menggandeng instansi terkait seperti kesehatan," papar Asep.

Seperti diketahui, beberapa kasus sudah terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Banyak warga yang menolak jenazah yang meninggal akibat virus corona untuk dimakamkan.

Sementara itu Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI), Masduki Baidlowi mengatakan, haram hukumnya memperlakukan jenazah secara tidak baik.

"Itu ngga boleh, haram, memperlakukan jenazah dengan baik itu wajib," ujar Masduki saat dihubungi Indozone, Kamis (2/4/2020).

Ia menjelaskan, dalam kondisi tidak normal seperti saat ini di mana wabah corona tengah merebak, jenazah korban corona juga wajib diperlakukan dengan baik.

Menurutnya, jenazah korban virus corona mati dalam kondisi syahid. Sebab mereka adalah orang-orang yang meninggal dunia karena terkena penyakit yang tengah wabah. 

"Orang yang mati syahid itu kan tidak dikuburkan seperti kuburan biasa. Sama seperti sekarang ini kan kondisi extra ordinary, kondisi darurat. Pasien yang terkena corona itu penguburannya secara extra ordinary juga. Prosedur kesehatannya dipenuhi dan ketika sudah dikubur, sudah tidak ada masalah itu," tuturnya.

"Orang yang terkena sakit itu saya kira mereka dalam meninggal dalam kondisi mati syahid. Kenapa? karena mereka adalah orang-orang yang tidak tahu, orang baik-baik kemudian terkena," katanya.

Sekjen MUI, Anwar Abbas menyayangkan adanya penolakan jenazah korban virus corona. Seharusnya warga menerima dan menghormati penguburan makam karena sudah sesuai dengan prosedur dari pihak kesehatan.

"Untuk itu kepada masyarakat kita harapkan bila  penguburan jenazah yang aman seperti yang dikatakan oleh para ahli dan pemerintah tersebut sudah terpenuhi dan dipenuhi maka kita harus bisa menerima dan menghormati serta menyelenggarakan pemakamannya. Jangan lagi ada penolakan-penolakan karena hal itu jelas akan membuat kita susah semua," ujar Anwar Abbas kepada Indozone.

Artikel menarik lainnya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

Tags
TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir