Tencent akhirnya telah menimbulkan teori konspirasi setelah data mereka muncul untuk mempublikasikan angka kematian akibat virus korona sebanyak 24.589, sebelum akhirnya diubah mengikuti rilis resmi pemerintah Tiongkok menjadi 304.
Desas-desus bahwa Pemerintah Tiongkok melaporkan hal yang tidak sesuai kenyataan terkait angka kematian atau jumlah korban tewas akibat virus korona menjadi pembicaraan publik. Banyak yang mengira ini hoax, namun ada juga yang sependapat.
Mengutip The Sun, Jumat (7/2/2020) Tencent sempat merilis sebuah data yang mencengangkan atau mungkin secara tidak sengaja membocorkan statistik "nyata" pada wabah virus korona yang tternyata jumlahnya melebihi angka resmi dari yang dirilis pemerintah Tiongkok. Tencent adalah salah satu perusahaan teknologi terbesar di Tiongkok yang mengembangkan WeChat.
Pada Sabtu (2/2/2020), Tencent diketahui sempat menampilkan statistik terkini tentang jumlah kasus dan kematian virus korona sebanyak 154.023 kasus. Lebih mengkhawatirkan lagi, laporan itu menyarankan bahwa virus itu telah menyebabkan 24.589 kematian.
Anehnya, beberapa saat setelah menerbitkan angka-angka ini, Tencent langsung memperbarui halaman dan menyamakan data sesuai yang pemerintah Tiongkok rilis.
Tidak jelas bagaimana angka yang lebih besar berakhir di situs web Tencent. Atau dari mana mereka berasal. Angka-angka yang tampaknya berubah dari situs ini, telah dicapture dan dibagikan secara online secara luas, memicu rumor konspirasi.
Tencent belum mengeluarkan pernyataan apa pun tentang masalah ini.
Ini mengikuti spekulasi bahwa Partai Komunis di Beijing mungkin menyembunyikan tingkat sebenarnya dari kerusakan yang disebabkan oleh virus mematikan itu.
Angka-angka keliru atau bocor lainnya yang diposting termasuk 79.808 kasus yang dicurigai - empat kali jumlah resmi.
Pincong, sebuah forum di Tiongkok yang fokus pada topik yang disensor, mengomentari angka-angka Tencent:
"Tidak tahu apakah ini benar, tetapi dapat dipastikan bahwa angka sebenarnya lebih tinggi [daripada yang resmi].
"Karena mayoritas penderita di Wuhan telah mengirimkan permohonan bantuan melalui WeChat, menuduh rumah sakit menolak untuk menerima mereka setelah mereka terinfeksi.
"[Oleh karena itu], kematian ini tidak termasuk dalam statistik epidemi. Ini cukup untuk menunjukkan seberapa serius situasi sebenarnya."
Artikel Menarik Lainnya
-
Dokter "Peniup Alarm Pertama" Virus Korona di Tiongkok Meninggal
- Warga Natuna Minta Karantina WNI dari Wuhan Dipindah ke Tengah Laut
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: