Pergerakan mahasiswa di Indonesia kerap diwarnai dengan aksi unjuk rasa. Tentu, aksi ini bukan tanpa alasan. Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia bersatu mengumpulkan massa untuk menyuarakan aspirasi mereka mewakil rakyat Indonesia.
Secara masif, mahasiswa berdemonstrasi menggugat pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atas kebijakan-kebijakan yang dianggap tidak memihak pada rakyat. Bahkan, demonstrasi mahasiswa dilakukan secara besar-besaran. Tak jarang, aksi tersebut berujung anarkis dan banyak korban berjatuhan.
Sepanjang sejarah Indonesia merdeka, ada beberapa aksi unjuk rasa yang dimotori oleh kalangan mahasiswa. Dari masa ke masa, mahasiswa tidak hanya menjadi agen perubahan seperti yang digaung-gaungkan hingga hari ini. Lebih dari itu, mahasiswa ikut terlibat menjadi 'motor' pergerakan hingga benteng pertahanan demokrasi di Tanah Air.
Dirangkum Indozone dari berbagai sumber, Senin (30/9), berikut ini 4 demonstrasi besar di Indonesia yang dipelopori oleh mahasiswa:
1. Demonstrasi Tritura (1966)
Demonstrasi mahasiswa pertama terjadi pada awal 1966. Ribuan mahasiswa turun ke jalan, memprotes kondisi negara yang kian memprihatinkan. Aksi unjuk rasa ini bermula dari tragedi berdarah Gerakan 30 September 1965. Gelombang demonstrasi mencapai puncaknya pada 12 Januari 1966.
Beberapa elemen gerakan mahasiswa yang turut serta dalam demonstrasi itu antara lain Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), dan lainnya.
Para demonstran konsisten mengajukan tiga tuntutan rakyat (Tritura), antara lain pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya, perombakan Kabinet Dwikora, dan menurunkan harga pangan.
Namun, tuntutan demonstran tidak segera dipenuhi yang berujung pada desakan melengserkan Presiden Soekarno. Bahkan, unjuk rasa besar-besaran jilid dua pun meledak pada 24 Februari 1966. Aksi itu diwarnai bentrokan antara demonstran melawan Resimen Cakrabirawa (Pasukan Pengawal Presiden) di depan Istana Negara.
Dalam insiden itu, seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bernama Arif Rahman Hakim tewas tertembak. Sehari setelah kejadian itu, KAMI dibubarkan paksa oleh Presiden. Soekarno yang semakin terjepit mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar).
2. Demonstrasi Reformasi (1998)
Aksi monumental menuntut turunnya pemerintahan Soeharto yang berujung dengan berakhirnya Orde Baru pada tanggal 21 Mei 1998. Gerakan ini disulut dengan terjadinya krisis moneter pada pertengahan tahun 1997. Harga-harga kebutuhan melambung tinggi, daya beli masyarakat pun berkurang.
Tuntutan mundurnya Soeharto menjadi agenda nasional gerakan mahasiswa. Ibarat gayung bersambut, gerakan mahasiswa dengan agenda reformasi mendapat simpati dan dukungan dari rakyat.
Demonstrasi bertambah gencar dilaksakan para mahasiswa, terutama setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998. Agenda reformasi yang menjadi tuntutan para mahasiswa mencakup beberapa hal.
Di antaranya, mengadili Soeharto dan kroni-kroninya, melaksanakan amandemen UUD 1945, menghapuskan dwifungsi ABRI, pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya, menegakkan supremasi hukum, dan menciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN.
Gerakan mahasiswa Indonesia tahun 1998 juga mencuatkan Tragedi Trisakti yang menewaskan empat orang pahlawan reformasi. Pasca Soeharto muncur, nyatanya masih terjadi kekerasan terhadap rakyat dan mahasiswa. Aksi demonstrasi ini juga memulai babak baru dalam kehidupan bangsa Indonesia yaitu era Reformasi.
3. Demonstrasi Tolak Kenaikan BBM (2012)
Aksi demonstrasi besar-besaran menolak kenaikan BBM terjadi di Istana Negara, 30 Maret 2012. Ribuan mahasiswa dari berbagai daerah ke Jakarta untuk bergabung dengan mahasiswa di Ibukota. Massa menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM sebesar 44 persen dan mengalihkan dana subsidi BBM untuk pembangunan infrastruktur.
Tak hanya mahasiswa, sekitar lebih dari 1.000 buruh di Cikarang mengepung Gedung DPR RI. Aksi demonstrasi menolak kenaikan BBM kian memanas. Para demonstran bahkan mencabut tiang gerbang pintu utama DPR. Istana Negara dipenuh massa aksi mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Angkatan Muda Muhammadiyah (KAMMU).
4. Demonstrasi Tolak RUKHP dan Revisi UU KPK (2019)
Teranyar, demonstrasi mahasiswa besar-besaran kembali terjadi pada Senin (23/9) dan Selasa (24/9) di Gedung DPR/RI, Senayan, Jakarta. Ribuan perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia menolak revisi UU KPK yang dianggap melemahkan KPK, serta RUU KUHP yang diklaim mengancam demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM).
RKUHP menjadi sorotan karena ada sejumlah pasal kontroversial yang dinilai tidak memihak rakyat. Beberapa pasal yang menuai perdebatan, misalnya misalnya ada delik penghinaan terhadap presiden/wakil presiden (Pasal 218-220), delik penghinaan lembaga negara (Pasal 353-354), serta delik penghinaan pemerintah yang sah (Pasal 240-241).
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: