Selamat Hari Hutan Nasional! Inilah Segala yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Kehutanan di Indonesia
INDOZONE.ID - Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang berisi sumber daya alam hayati, salah satunya adalah pepohonan.
Di Indonesia, kita bisa menemukan beberapa hutan tropis yang memiliki luas lahan yang besar dan memiliki kekayaan hayati yang beragam. Menariknya, puluhan juta rakyat Indonesia menggantungkan hidupnya pada hutan guna mengumpulkan sumber daya alam hayati, baik kayu maupun non-kayu.
Hutan memiliki fungsi sebagai pengatur iklim mikro, tata air, kesuburan tanah serta sumber plasma nutfah yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam konteks perubahan iklim, hutan dapat menyerap, menyimpan dan mengemisi karbon.
Baca Juga: Pistol hingga Bahan Peledak Ditemukan dari 2 Teroris di Jakarta Barat
Jenis-Jenis Hutan di Indonesia
Di Indonesia, hutan dibagi ke dalam 4 jenis:
1. Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis adalah hutan yang kondisi alamnya selalu basah atau lembap. Disebut sebagai hutan hujan tropis karena letaknya yang berada di daerah tropis dengan curah hujan tinggi.
Di Indonesia, hutan hujan tropis biasa ditemukan di wilayah khatulistiwa sekitar lintang 0°–10°
2. Hutan Gambut
Hutan gambut merupakan hutan yang lahannya merupakan lahan gambut. Lahan ini adalah lahan basah yang kaya akan material organik akibat akumulasi pembusukan bahan-bahan organik selama ribuan tahun.
Baca Juga: Polda DIY Layangkan SP3 Kasus ITE Pendamping Korban Kekerasan Seksual
Lahan gambut memiliki sifat seperti spons yang mampu menampung air di musim hujan dan melepaskan air saat musim kemarau, tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Lahan ini ditemukan di area genangan air, seperti rawa, cekungan antar sungai sampai daerah pesisir. Beberapa lahan gambut didominasi oleh semak-semak dan pepohonan hingga membentuk sebuah hutan gambut.
Kandungan karbon di dalam sebuah lahan gambut jumlahnya 2 kali lebih banyak dibandingkan hutan pada umumnya, sehingga jumlah karbon yang dilepaskan dapat menjadi sumber utama bagi emisi gas rumah kaca.
3. Hutan Mangrove
Hutan ini dipenuhi oleh tanaman Mangrove, yaitu sebuah tanaman berjenis dikotil yang hidup di air payau dan air laut. Tanaman ini merupakan hasil budidaya atau diambil secara alami.
Tidak ada larangan untuk memanfaatkan bagian dari tanaman ini. Pada umumnya, masyarakat menggunakan Mangrove untuk pembuatan kosmetik, obat-obatan dan produk tekstil.
Di Indonesia, ada beberapa Hutan Mangrove yang bisa kalian kunjungi, mulai dari Gresik, Yogyakarta, Surabaya, Banyuwangi, Tarakan, Karimunjawa, Gunung Anyar, Balikpapan, Jakarta sampai Bekasi.
4. Hutan Kota
Hutan kota adalah lahan di dalam kota yang ditumbuhi oleh pepohonan. Lahan tersebut berada di atas tanah milik negara maupun tanah yang sudah ditentukan oleh pejabat setempat.
Tujuannya adalah untuk menjaga kelestarian, keserasian dan keseimbangan ekosistem di wilayah perkotaan, mulai dari lingkungan, sosial sampai budaya.
Secara fungsi, hutan kota mampu memperbaiki dan menjaga iklim mikro juga menambah nilai estetika dari suatu kota. Lahan dari sebuah hutan kota juga memiliki kemampuan dalam meresapkan air.
Tak hanya itu, hutan kota dapat menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan kota serta sebagai bentuk dukungan dari upaya pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia.
Baca Juga: Kamala Harris Memilih Tim Walz Sebagai Cawapres Begini Sosoknya
Luas dari sebuah hutan kota paling sedikit 10% dari wilayah kota.
Di Jakarta, kalian bisa menemukan hutan kota di kawasan Srengseng dan Kemayoran. Buat warga Bandung yang ingin melihat indahnya hutan kota, kalian bisa berkunjung ke Hutan Kota Babakan Siliwangi.
Sementara buat kalian yang ada di kawasan Jawa Timur dan Jawa Tengah, Hutan Kota Pakal Benowo di Surabaya dan Hutan Kota Tinjomoyo di Semarang bisa jadi pilihan yang cocok bagi kalian yang ingin berlibur di akhir pekan.
Keberagaman Hutan di Indonesia
Keberadaan hutan di Indonesia masih bisa kita lihat sampai sekarang. Antara pulau yang satu dengan pulau yang lain, memiliki keberagamannya masing-masing.
Hutan di Pulau Sumatra dikenal dengan pesona hutan hujan tropisnya yang disebut sebagai surga di khatulistiwa. Selain keindahannya, hutan hujan tropis di Sumatra kaya akan keberagaman dan keunikan spesies flora dan fauna di dalamnya.
Di sini, terdapat 10.000 spesies tumbuhan dan 200 spesies hewan yang umumnya adalah Mamalia. Bukan hanya itu, hutan hujan tropis di Sumatra juga menyimpan bukti biogeografis dari evolusi Pulau Sumatra.
Baca Juga: Densus 88 Tangkap 2 Teroris di Jakbar, Perannya Sebar Propaganda
Menariknya di tahun 2004, United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan 3 hutan hujan tropis di Sumatra sebagai situs alam warisan dunia, antara lain Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Taman Nasional Kerinci Seblat.
Hutan di Pulau Kalimantan menjadi salah satu paru-paru dunia karena ukurannya yang luas, yakni mencapai 40,8 juta hektar. Akan tetapi sejak tahun 2000, luasnya semakin berkurang hingga mencapai ±36,9 juta hektar untuk saat ini.
Di Pulau Jawa, hutan hujan tropis di Taman Nasional Ujung Kulon menjadi ekosistem terluas dan satu-satunya di pulau tersebut. Di sini, Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus) menjadi penghuni tetap di hutan tropis itu.
Baca Juga: Merinding! Dibanting sang Ibu, Balita di Jaksel Gegar Otak hingga Meninggal
Sejak tahun 1820, hutan tropis di sini sudah diteliti oleh sejumlah peneliti dan pakar botani dari Belanda dan Inggris. Ada sekitar 700 jenis tumbuhan yang terdaftar di Taman Nasional Ujung Kulon, dimana 57 jenis diantaranya merupakan jenis tanaman langka.
Karena daratan di Sulawesi didominasi oleh pegunungan, maka hutan yang ada di pulau ini umumnya berjenis hutan pegunungan. Di daerah dataran rendahnya, Sulawesi memiliki hutan hujan tropis yang luas, kecuali di wilayah semenanjung barat daya. Untuk keberagaman floranya, hutan di Sulawesi hanya memiliki jumlah spesies yang sedikit.
Keanekaragaman hayati di hutan Pulau Bali tersebar di berbagai kawasan konservasi, seperti cagar alam, hutan lindung, taman wisata alam, taman hutan raya, kebun raya hingga taman satwa. Keanekaragaman ini tersebar secara merata mengikuti sebaran topografinya, mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi.
Baca Juga: Gak Kuat! Polisi sampai Nangis Liat Kondisi Bocah yang Dianiaya sang Ayah di Pinrang
Hutan di Nusa Tenggara dikenal dengan habitat Savananya. Hal ini bisa kita lihat pada Taman Nasional Komodo.
Sesuai namanya, Hutan Savana di Nusa Tenggara merupakan habitat utama dari Komodo (Varanus Omodoensis) yang berada di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara. Taman Nasional yang diresmikan pada tahun 1980 ini memiliki 3 pulau besar, yakni Pulau Komodo, Pulau Rinca dan Pulau Padar.
Taman Nasional pertama di Nusa Tenggara ini ditetapkan sebagai Cagar Biosfer dan Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.
Pulau Maluku dikenal dengan sebaran hutan sagunya. Sebanyak 96% lahan di Maluku dan Papua dipenuhi oleh hutan tersebut.
Selain hutan sagu, Maluku memiliki Hutan Mangrove yang luasnya sekitar 100.000 hektar. Hutan ini bisa kita temui di daerah teluk, pantai dan muara sungai.
Secara fungsi, hutan yang disebut oleh orang Maluku sebagai "Mangi-mangi", "Sogi-sogi" ataupun "Waikat" ini memiliki jangkauan ekosistem yang mampu menopang populasi biota laut di dalamnya.
Baca Juga: Penyakit Macet Jakarta Kambuh Lagi, Polda Metro Siapkan Obatnya!
Hutan di Papua merupakan hutan yang memiliki tingkat keanekaragaman dan luas tutupan hutan tertinggi di Indonesia. Secara ekosistem, hutan di Papua memiliki bentangan yang lengkap dan unik.
Dari segi manfaatnya, hutan di Papua menyediakan manfaat yang bervariasi, mulai dari keanekaragaman hayati hingga menyediakan bank genetik yang berfungsi sebagai pengatur iklim, penyerap karbondioksida dan penghasil oksigen, pengatur tata hidrologi bagi kehidupan manusia dan keanekaragaman hayatinya sampai menjadi lokasi ekowisata.
Masyarakat Papua menjadikan wilayah hutannya sebagai rumah dan pasar alami untuk melakukan transaksi sosial dan ekonomi. Tidak hanya itu, hutan di Papua juga menjadi apotek alam yang dimanfaatkan oleh warganya dalam menyembuhkan penyakit.
Baca Juga: Sejumlah Pihak Kini Dibidik Polisi Terkait Kontes Transgender di Jakarta
Di Papua, hutan merupakan tempat utama mereka dalam menggantungkan hidup. Pasalnya, masyarakat di sana memanfaatkan berbagai macam sumber daya alam yang ada di hutan untuk keperluan hidupnya sehari-hari.
Menariknya pada awal tahun 2021 seiring berjalannya masa pandemi Covid-19, ada 5 Bupati di Provinsi Papua Barat yang mencabut izin dari 14 konsesi Kelapa Sawit. Jika dijumlahkan, luas lahan konsesi yang terkenda dampak pencabutan izinnya mencapai ± 312.977 hektar.
Permasalahan Kehutanan di Indonesia
Fun fact, sebagian hutan tropis terbesar di dunia terletak di Indonesia. Dari segi luas, Indonesia menempati urutan ketiga setelah Brasil dan Republik Demokrasi Kongo.
Baca Juga: DPC PKB Kota Jogja Laporkan Lukman Edy, Solihul Hadi: Dia Mengusik!
Sayangnya, hampir 27 juta hektar area hutan di tanah air sudah hilang, mengakibatkan berbagai macam dampak yang sangat merugikan keanekaragaman hayati, hak dan kesejahteraan penduduk sampai iklim global.
Hal tersebut disebabkan oleh kegiatan deforestasi dan degradasi hutan, antara lain kebakaran hutan, penebangan liar dan konversi kawasan hutan menjadi lahan yang dipergunakan untuk kebutuhan lain, salah satunya adalah pemukiman warga.
Peran Penting dari Hari Hutan Indonesia
Sebagai bentuk pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia, sudah ada beberapa hari khusus yang disahkan langsung oleh pemerintah, mulai dari Hari Nasional Menanam Pohon, Hari Cinta Puspa dan Satwa dan Hari Rimbawan.
Terinspirasi dari hari-hari tersebut, maka diciptakanlah Hari Hutan Indonesia yang bertujuan untuk merayakan kekayaan hutan Indonesia dan memberikan kesadaran kepada warga tentang pentingnya menjaga hutan.
Dengan adanya Hari Hutan Indonesia ini, masyarakat se-Indonesia bisa memfokuskan perhatiannya di satu hari khusus guna menyuarakan dukungannya dalam upaya menjaga hutan di dalam negeri.
Baca Juga: 5 Fakta Parlemen Bangladesh Dibubarkan Setelah Sheikh Hasina Melarikan Diri
Masih ada lebih dari 70 juta penduduk Indonesia yang masih menggantungkan hidupnya pada hutan. Selain itu, hutan juga memiliki manfaat sebagai penyokong kebutuhan air untuk jutaan hektar lahan pertanian di dalam negeri.
Manfaat lainnya, hutan mampu menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah terjadinya bencana banjir dan longsor. Dalam kacamata budaya, hutan juga memiliki hubungan yang erat dengan keberagaman budaya di dalam negeri.
Per tahun 2017, kita sudah kehilangan 479.000 hektar hutan akibat pembukaan lahan untuk industri, pemukiman warga sampai penebangan liar. Walaupun upaya reboisasi hutan sudah digalangkan, namun hasilnya masih belum maksimal.
Baca Juga: Kronologi Kebakaran Taman Bunga Celosia di Kabupaten Semarang, Ternyata Ini Penyebabnya!
Penentuan Hari Hutan Indonesia sendiri berawal dari dibukanya petisi di situs change.org pada tahun 2017 silam. Hasilnya, sebanyak 1,5 juta penduduk Indonesia menandatangani petisi tersebut sebagai bentuk dukungannya terkait masalah di sektor kehutanan Indonesia.
Akhirnya pada hari ini di tahun 2020 silam, Hari Hutan Indonesia resmi disahkan oleh pemerintah bersama dengan 140 lebih kolaborator.
Bersamaan dengan itu, ditetapkan pula peraturan baru berupa Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penghentian Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Primer dan Lahan Gambut.
Pada perayaan Hari Hutan Indonesia tahun ini, tema yang dibahas adalah "Jaga Hutan, Jaga Iklim".
Tugas kita adalah untuk mengkampanyekan kehebatan Hutan Tropis Indonesia sebagai "Hutan Tropis Terbesar Peringkat ke-3 di Dunia", sekaligus mengajak untuk mengatasi perubahan iklim yang saat ini terasa dampaknya.***
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Situs Resmi Hari Hutan Indonesia, Radio Republik Indonesia, E-Book Hari Hutan Indonesia