Ratu Entok yang memilik nama asli Irfan Satria Putra Lubis telah dilaporkan secara resmi ke Polda Sumut oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) gara-gara pernyataannya yang dinilai melecehkan profesi perawat seluruh Indonesia.
Ratu Entok dilaporkan terkait dengan ujaran kebencian yang dinilai melanggar UU ITE pasal 28 ayat 2.
"Hari ini kami bersama Badan Bantuan Hukum PPNI membuat laporan ke Polda Sumatera Utara terkait si Ratu Entok alias Irfan Lubis. Ketua PPNI Sumut," ujar Ketua PPNI Sumut Mashur Al Hazkiyani melalui pernyataannya di Youtube seperti yang dikutip Indozone, Minggu (2/5/2021).
Mashur berharap laporan yang dibuat ke pihak kepolisian bisa menenangkan hati para perawat yang tersakiti akibat pernyataan Ratu Entok beberawa waktu yang lalu terkait profesi perawat.
"Mudah-mudahan kegiatan hari ini dapat menenangkan seluruh perawat di Sumatera Utara dan di Indonesia, bahwa PPNI sudah berbuat dan memang harus kita jalani proses hukum yang berlaku di Indonesia," ucap Mashur.
Untuk itu, pihak PPNI Sumut menyerahkan proses hukum yang berlaku terhadap Ratu Entok kepada Polda Sumut guna melakukan penyelidikan terkait dugaan penghinaan terhadap perawat.
"Ada proses yang harus kita jalankan. Jadi teman-teman perawat seluruh Indonesia, kita tunggu proses hukum yang sedang berjalan saat ini. Kita harap penegak hukum di Polda Sumatera Utara dapat mejalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan dapat menerima aspirasi teman-teman perawat seluruh Indonesia," katanya.
Hina perawat mirip tong sampah
Sebelumnya Ratu Entok diketahui berkomentar miring terkait perawat di tengah kasus penganiayaan seorang perawat RS Siloam Sriwijaya Palembang oleh keluarga pasien yang kini menjadi sorotan warganet.
Hal itu disampaikannya melalui unggahan di TikTok pribadinya, di mana ia menyebut bahwa kasus di RS Siloam itu merupakan pukulan telak untuk seluruh perawat dan rumah sakit terhadap pasien.
"Lepas dari salah atau tidaknya si perawat mungkin ini pukulan besar bagi rumah sakit, pukulan besar bagi perawat-perawat di muka bumi," kata Ratu Entok, seperti dikutip Indozone, Minggu (18/4/2021).
Ia berpendapat bahwa kasus tersebut dapat menjadi pembelajaran untuk para perawat agar tak pilih-pilih pasien saat bekerja.
"Ini supaya kalian sadar, kalian sudah disumpah makanya jangan pilih-pilih bulu ya kan," katanya.
Tak hanya itu, Ratu Entok juga memberikan pendapatnya bahwa selama ini banyak sekali perawat yang sombong dan lantang saat merawat pasien. Apalagi jika pasien berasal dari keluarga miskin.
"Tapi ini pukulan buat kalian perawat ya, karena selama ini kalian banyak yang sombong banyak yang lantang. Apalagi kalau merawat orang-orang miskin, bpjs dari surat miskin, surat kis," ujarnya.
Kesal dengan sikap perawat yang seperti itu, Ratu Entok bahkan mengatakan jika muka perawat tak ubahnya seperti tempat sampah.
"Muka perawat kayak tong sampah, malam hari tidur ngorok chatan sama jantannya, teleponan sama jantannya," ujar Ratu Entok.
Ratu Entok juga menyebut, para pasien justru dirawat sendiri oleh keluarganya lantaran perawat yang sibuk dengan urusannya masing-masing.
"Kita merawat sendiri anak kita, keluarga kita dalam ruangan. Capek deh ya kan, apalagi kita pakai BPJS terlihat dari keluarga miskin," kata Ratu Entok.
"Ini ya buat kalian para perawat sadar, supaya kalian sadar supaya kalian tidak sepele sama pasien, mam**s," sambungnya.
Artikel menarik lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: