Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan strategi pemerintah yang dinilai mampu mendorong pemulihan ekonomi tahun 2021-2022.
“Kita punya optimisme untuk periode tahun 2021-2022,” kata Airlangga Hartarto seperti dilansir Antara di Jakarta, Rabu (27/1/2021).
Ia merinci strategi pemulihan ekonomi itu yakni kebijakan vaksinasi yang sudah mulai dilakukan dan akan dipercepat secara bertahap menyasar penduduk Indonesia yang ditargetkan dalam satu tahun ini.
Dalam dua bulan pertama tahun ini, lanjut dia, pemerintah akan menyelesaikan vaksinasi kepada petugas kesehatan.
Selain vaksinasi, lanjut dia, pemerintah memberikan dukungan kepada UMKM dengan meningkatkan alokasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2021 mencapai Rp253 triliun dan realisasi tahun 2020 mencapai 100 persen dari total alokasi Rp190 triliun.
BACA JUGA: 179 Ribu Dosis Vaksin Covid-19 Telah Digunakan, Menko Airlangga: Semoga Capai Target
Pemerintah, lanjut dia, masih memberikan subsidi bunga sebesar 3 persen selama enam bulan untuk kredit hingga Rp100 juta dan Rp500 juta hingga Rp10 miliar diberikan bantuan sebesar 1,5 persen.
Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) masih dilanjutkan pada 2021 dengan alokasi yang meningkat mencapai Rp553 triliun untuk bidang kesehatan sebesar Rp104,7 triliun, perlindungan sosial Rp150,9 triliun, sektoral pemda dan kementerian lembaga Rp141,3 triliun, pembiayaan korporasi Rp156, triliun.
Ia mengharapkan alokasi PEN itu akan mendorong daya beli masyarakat baik ekonomi menengah ke atas dan menengah ke bawah.
Selain itu, implementasi UU Cipta Kerja dengan 52 aturan turunan dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Presiden juga diharapkan mampu mendorong pemulihan ekonomi.
“Ini hampir seluruh PP dan Perpresnya secara substansial sudah selesai dan diharapkan dalam satu minggu ke depan bisa berproses, ditandatangani presiden,” katanya.
Pemerintah juga menyiapkan Sovereign Wealth Fund (SWF) dengan modal yang disiapkan mencapai Rp75 triliun.
Kemudian fokus lainnya, kata dia, adalah industri atau manufaktur terutama yang mampu menjadi daya tahan menjadi andalan ekspor di antaranya makanan minuman, tekstil, otomotif, baja, kimia, elektronik, farmasi dan kesehatan.
Pemerintah memproyeksi dengan strategi pemulihan itu pertumbuhan ekonomi RI pada 2021 mencapai kisaran 4,5-5,5 persen dan tahun 2022 berdasarkan Dana Moneter Internasional (IMF) pertumbuhan ekonomi RI diperkirakan kisaran 6 persen.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: