Senin, 27 JULI 2020 • 17:11 WIB

Cek Fakta: Indonesia Disebut Jadi Kelinci Percobaan Vaksin Covid-19 dari China

Author

Vaksin virus corona. (Reuters/FW1F/Alison Williams)

Belum lama ini pengguna media sosial mempublikasikan komentar yang menyebutkan bahwa percobaan vaksin Covid-19 hanya dilakukan di Indonesia dan hanya menjadi kelinci percobaan.

"Dalam Sejarah Pemimpin Dunia, Hanya Di Rezim Saat ini Yang Bahagia Melihat Rakyatnya Akan Di jadikan Kelinci Percobaan Vaksin Corona Dari China, Sedangkan China Sendiri Tak menguji Coba Pada Rakyatnya Sendiri.

Apakah ini bagian dari konspirasi jahat dari pejabat penghianat !!Sangat Miris ...."

Demikian ditulis pengguna media sosial menggunakan akun @AhmadGhozali, Selasa (21/7/2020). Postingan tersebut sudah dibagikan sebanyak 49 kali dan mendapat 20 komentar.

Komentar tersebut sekaitan dengan berita yang dipublikasikan di Antaranews.com, berjudul, "Ahli: Uji Klinis Tahap Tiga Tentukan Efektivitas Vaksin di Indonesia."

Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa ahli mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Tri Wibawa menyebutkan uji klinis tahap tiga untuk vaksin kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac Biotech, China, akan menentukan efektivitas di Indonesia.

"Dari uji klinis fase tiga ini nantinya bisa dilihat apakah itu cukup aman dan bisa membangun antibodi untuk bisa melindungi orang Indonesia atau tidak," kata Tri Wibawa melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Kamis.

Guru Besar UGM ini menjelaskan ada empat tahap dalam uji klinis vaksin. Pada uji klinis fase satu, vaksin diujicobakan pada populasi lima sampai 50 orang yang tidak berisiko terinfeksi COVID-19. Uji coba dilakukan untuk mengetahui aspek keamanan dan kemampuan dalam menimbulkan kekebalan.

Lalu uji klinis fase dua dilakukan dengan tujuan yang sama seperti pada fase satu. Hanya saja, pada fase tiga diujicobakan pada populasi yang lebih besar, yakni antara 25-1.000 orang dan populasi yang telah terjadi transmisi lokal.

Disinformasi menyebutkan bahwa Indonesia jadi kelinci percobaan vaksin Covid-19 dari China. (Kominfo.go.id)

 

Berikutnya, pada uji klinik fase tiga diujikan pada populasi 100-10.000 orang yang memiliki risiko untuk terinfeksi untuk melihat efektivitas vaksin dalam mencegah infeksi virus corona jenis baru itu.

"Jadi uji klinis fase satu dan dua sudah dilakukan di China. Lalu fase tiga ini dilakukan pada populasi yang spesifik akan dilindungi, yakni Indonesia, dilihat cukup aman dan bisa melindungi atau tidak. Kalau ternyata hasilnya tidak efektif maka BPOM tidak akan mengeluarkan izin edar ke masyarakat," kata dia.

Apabila vaksin lolos pada fase tiga, maka dilanjutkan dengan uji klinis fase empat. Pada fase ini dilakukan monitoring untuk melihat efek jangka panjang vaksin (post marketing surveillance). Jika saat peredaranya di masyarakat muncul efek samping, maka vaksin akan ditarik kembali.

Klarifikasi Kominfo

Menanggapi komentar pada pemberitaan tersebut, Kementerian Informasi dan Informatika (Kominfo) memberikan penjelasan:

Seperti dikutip dari laman resmi Kominfo, dijelaskan bahwa telah terjadi disinformasi pada komentar itu.

"Beredar kabar di media sosial Facebook bahwa uji coba vaksin Virus Corona atau Covid-19 dari China hanya dilakukan di Indonesia. Pengunggah kabar tersebut turut mengklaim bahwa Indonesia hanya menjadi kelinci percobaan vaksin Covid-19 asal China tersebut. 

Faktanya, masih dalam penjelasan itu, selain Indonesia beberapa negara lain seperti Brasil, Bangladesh dan Turki juga mengadakan uji klinis tahap 3 untuk calon vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech, China. 

"Selain itu klaim yang menyebut bahwa China tidak menguji coba calon vaksin di negaranya sendiri adalah salah. Pasalnya pada fase 1 dan 2 uji klinis dilakukan di China dan menggunakan sukarelawan di sana."

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir