AS akan Gelar Operasi Tangkap Imigran Ilegal saat Donald Trum Resmi Dilantik Jadi Presiden
INDOZONE.ID - Pejabat tinggi perbatasan Amerika Serikat, mengatakan pemerintahan Republik yang baru akan meluncurkan operasi besar untuk menahan dan mendeportasi imigran ilegal pada hari pelantikan Donald Trump sebagai Presiden pada hari Selasa.
Tom Homan sebagai Tsar perbatasan pemerintahan baru mengatakan kepada Fox News pada hari Sabtu (18/01/2025), bahwa akan ada operasi penegakan hukum yang terarah.
Ia juga menambahkan bahwa Chicago akan menjadi salah satu kota yang akan digerebek, tak lama setelah Trump menjabat untuk masa jabatan kedua selama empat tahun.
Homan juga menyatakan pemerintahan Trump akan menargetkan penjara-penjara di kota-kota yang menampung sejumlah besar migran.
Ia mengatakan pemerintah ingin menangkap orang jahat di tempat yang aman dan terlindungi di penjara daerah.
Homan yang juga mantan penjabat direktur Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS (ICE), mengatakan lembaga itu berencana untuk melakukan operasi dengan hati-hati dan akan mencari tahu rumah mana yang akan diserang.
Baca Juga: Donald Trump Bakal Deportasi Massal Imigran Ilegal Gunakan Militer
Menurut laporan media AS, Chicago akan diserang paling cepat Selasa oleh ratusan agen perbatasan.
New York dan Miami juga bisa menjadi target. Namun ia tidak memberitahu waktu pasti kapan operasi tersebut dilaksanakan.
"Kami akan melepas borgol dari ICE dan membiarkan mereka menangkap alien kriminal," kata Homan.
Dia juga mengatakan akan ada penggerebekan besar-besaran di seluruh negeri.
Sama seperti pada kampanye pertamanya, Trump berjanji untuk menindak tegas imigran gelap pada kampanye keduanya.
Namun, ada beberapa perbedaan pendapat di antara Partai Republik, termasuk seputar masalah visa H-1B.
Trump berjanji akan meluncurkan operasi deportasi domestik terbesar dalam sejarah Amerika untuk memindahkan orang-orang, tanpa mengatakan secara pasti berapa banyak yang akan terdampak.
Presiden terpilih itu mengatakan dia akan mengembalikan program untuk membuat puluhan ribu migran pencari suaka menunggu sidang mereka di Meksiko, mengembalikan larangan perjalanan yang kontroversial ke negara-negara mayoritas Muslim, dan mengakhiri kewarganegaraan berdasarkan kelahiran bagi anak-anak kelahiran AS dari sejumlah non-warga negara.
Kelompok pembela hak-hak imigran kini tengah bersiap menghadapi tindakan keras yang dijanjikan oleh pemerintahan yang baru.
Baca Juga: Mengenal Sosok Wali Kota Muslim AS Abdullah Hammoud, Lahir dari Imigran Lebanon
Beberapa media AS melaporkan sebagian orang ada yang memilih untuk deportasi mandiri, karena tidak mau Trump memindahkan mereka secara paksa.
Sementara itu, ribuan orang berkumpul di Washington DC pada hari Sabtu, untuk memprotes pelantikan Trump.
Para aktivis hak-hak perempuan, keadilan rasial dan kelompok-kelompok lainnya, berunjuk rasa menentang kebijakan yang mereka anggap mengancam hak-hak konstitusional mereka selama masa jabatan kedua Partai Republik tersebut.
Beberapa orang di antara kerumunan mengenakan topi merah muda yang menandai protes yang jauh lebih besar terhadap pelantikan pertama Trump pada tahun 2017.
Mereka berjalan melalui pusat kota di tengah hujan ringan, melewati Gedung Putih, dan menuju Lincoln Memorial di sepanjang National Mall untuk People's March.
Protes terhadap pelantikan Trump kali ini lebih kecil, sebagian karena gerakan hak-hak perempuan AS tampaknya lebih terpecah setelah Trump mengalahkan Wakil Presiden Demokrat Kamala Harris pada bulan November.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Aljazeera