Rabu, 16 APRIL 2025 • 17:36 WIB

Post Holiday Blues: Perasaan Gak Nyaman yang Muncul Usai Jalani Libur Panjang

Author

Ilustrasi depresi.

INDOZONE.ID - Seusai libur Panjang Idul Fitri 2025, banyak netizen Indonesia membuat postingan yang seakan-akan belum siap menerima kenyataan bahwa liburan sudah usai. Ternyata perasaan gak nyaman tersebut adalah Post Holiday Blues.

Post Holiday Blues (PHB) merupakan gejala psikologis berupa suasana hati yang dipenuhi kesedihan hingga kesepian setelah menjalani liburan. Hal tersebut diungkapkan oleh Tika Bisono, seorang dosen Psikolog Universitas Mercu Buana dan Universitas Esa Unggul.

"Post Holiday Blues adalah perasaan cemas atau sedih sementara yang muncul selama musim liburan. Tekanan karena harus berbelanja, menghadiri acara sosial, serta harapan akan liburan yang sempurna dapat menjadi sumber stres. Kamu mungkin juga merindukan orang tercinta atau mengalami kembalinya kenangan buruk dari masa lalu terkait musim liburan," ucapnya.

Baca Juga: Tren Selebritis Raup Cuan dari Produk Muslimah Menjelang Lebaran

Berapa Lama PHB dialami Seseorang?

Ilustrasi seseorang mengalami depresi liburan.

Tika Bisono pun memberikan penjelasan mengenai berapa lama durasi seseorang mengalami PHB. Menurutnya, PHB akan usai hanya dalam hitungan hari, namun Tika menjelaskan bahwa ada beberapa kasus ekstrem yang membuat PHB berjalan lebih lama dari biasanya.

"Secara umum, post holiday blues atau kesedihan setelah liburan akan mereda seiring waktu. Biasanya hanya berlangsung beberapa hari, namun dalam kasus yang ekstrem, suasana hati ini bisa bertahan hingga beberapa minggu," jelas Tika.

Tika juga mengungkapkan bahwa seseorang yang mengalami PHB untuk tidak segan mengeluarkan unek-uneknya kepada orang terdekat. Sebab hal tersebut diyakininya dapat membuat PHB yang dialami seseorang akan jadi lebih cepat berlalu.

Baca Juga: Dari Mana Asal Gorengan dan Kenapa Bisa Jadi Makanan Favorit Orang Indonesia?

"Cara yang lebih cepat untuk mengatasinya adalah dengan membagikan pengalaman liburan kepada keluarga dan teman, atau melihat kembali foto dan kenang-kenangan dari liburan," sambungnya.

 

PHB pun dirasakan oleh Atika Nurul Aini yang menjadi karyawati pada sebuah perusahaan media di Jakarta. Atika menyebut jika masa libur panjang terasa sangat cepat.

"Ngerasain sih. Pas pertama kali masuk kerja, ngerasa kayak waktu cepat banget. Harus masuk kerja jam 8 pagi, padahal sebelumnya jam segitu masih kumpul bareng keluarga, makan bersama, nyekar ke makam. Ngerasa kayak cepat banget, tiba-tiba udah masuk kerja," jelas Atika.

Hal serupa juga dialami oleh Risris Mulyadi yang berstatus sebagai karyawan di sebuah perusahaan swasta. Risris mengaku sedih lantaran harus kembali dari kampung halaman dan menjalani aktifitas sehari-hari sebagai pekerja.

"Sedih iya, cuma kalau gak semangat kerja sih nggak. Sedih doang, karena setelah seminggu di rumah, terus kembali ke perantauan buat kerja itu rasanya kayak kurang lama aja," ungkap Risris.

Dua Hal Utama yang Dapat Sebabkan PHB Terjadi

Ilustrasi depresi.

Pertama, ketika seseorang menjadikan liburan sebagai media untuk menghindar dari tanggung jawab yang seharusnya dihadapi.

Dalam istilah manajemen stres, hal ini disebut prinsip flight. Hal itu disampaikan langsung oleh Psikolog Klinis Riliv, Toetik Septriasih SPsi MPsi terkait PHB.

“Alih-alih merasakan healing, seseorang yang berlibur karena menghindari tanggung jawab cenderung akan lebih tertekan setelah selesai berlibur”.

Kedua, apabila orang tersebut mengalami peristiwa tidak mengenakkan saat berlibur. Misalnya, ketika kehabisan uang, menghadapi kehilangan atas seseorang atau sesuatu, hingga perubahan gaya hidup seperti jam tidur dan pola makan.

“Tidur larut malam atau rencana perjalanan yang terlalu padat juga dapat menimbulkan post-holiday blues," sambungnya.

Selain itu, ada beberapa faktor yang membuat seorang mengalami PHB menurut Tika Bisono. Salah satu faktor seseorang mengalami PHB atau kerap dikenal Depresi Liburan adalah perjalanan pulang dari tempat berlibur yang sangat melelahkan.

"Alasan lain munculnya post holiday blues bisa jadi karena stres. Persiapan dan kepulangan dari perjalanan jauh dengan mobil atau pesawat bisa sangat melelahkan, meskipun perjalanan itu menyenangkan," ujar Tika.

"Setelah rangsangan yang begitu intens, kembali ke kenyataan bisa membuat kamu merasa kewalahan karena banyak hal yang harus dikejar atau diselesaikan," lanjutnya.

Bagaimana Cara Mengatasi Post Holiday Blues?

Ilustrasi depresi.

Jika mengalami post holiday blues, coba lakukan beberapa tips berikut:

  1. Curhatlah dari hati ke hati dengan seorang teman.
  2. Batasi konsumsi alkohol.
  3. Usahakan tetap menjalani rutinitas seperti biasa sebisa mungkin.
  4. Tetapkan peraturan yang realistis dan patuhi itu.
  5. Buat target dan harapan yang masuk akal.
  6. Jangan menjadikan musim liburan sebagai waktu untuk "menyembuhkan" masalah masa lalu.
  7. Jangan takut untuk berkata “tidak”.

Gejala Sindrom Post Holiday Blues

Ilustrasi depresi

  1. Kelelahan dan Kehilangan Energi: Banyak orang mengalami penurunan energi yang signifikan setelah masa istirahat atau perayaan.
  2. Nostalgia dan Kesedihan: Muncul perasaan rindu terhadap masa liburan yang santai dan kesedihan karena momen tersebut telah berakhir.
  3. Kecemasan dan Mudah Marah: Beberapa orang mungkin merasa lebih cemas, mudah tersinggung, atau kesulitan berkonsentrasi.
  4. Ketidaknyamanan atau Rasa Tak Tenang: Perasaan tidak nyaman secara umum juga bisa menjadi bagian dari sindrom ini.
  5. Kehilangan Nafsu Makan: Sebagian orang mengalami penurunan selera makan saat kembali ke rutinitas normal.
  6. Sulit Tidur: Perubahan rutinitas terkadang menyebabkan gangguan tidur.
  7. Merasa Kewalahan: Kembali ke pekerjaan atau tanggung jawab setelah masa santai bisa terasa berat dan melelahkan.

Penyebab yang Mungkin Terjadi

Ilustrasi depresi.

  1. Transisi Kembali ke Rutinitas: Perubahan mendadak dari jadwal liburan yang santai ke rutinitas kerja atau sekolah yang menuntut bisa sulit untuk disesuaikan.
  2. Gangguan Afektif Musiman (SAD): Bagi sebagian orang, kembali ke musim yang lebih gelap dan kurang cerah setelah liburan di tempat yang cerah dapat memperburuk gejala SAD.
  3. Faktor Psikologis: Nostalgia, rasa cemas untuk kembali ke rutinitas, serta keengganan melepaskan momen liburan bisa berkontribusi terhadap sindrom ini.

Cara Mengatasi Sindrom Post Holiday Blues

Ilustrasi depresi.

  1. Kembali ke Rutinitas Secara Bertahap: Daripada langsung kembali ke jadwal yang padat, coba masuk ke rutinitas harian secara perlahan.
  2. Rencanakan Masa Transisi: Sebelum liburan berakhir, buat rencana untuk kembali ke aktivitas normal, termasuk menetapkan ekspektasi yang realistis dan memprioritaskan tugas.
  3. Tetap Aktif: Lakukan olahraga atau aktivitas fisik secara rutin untuk meningkatkan energi dan memperbaiki suasana hati.
  4. Prioritaskan Tidur: Buat jadwal tidur yang teratur untuk membantu tubuh menyesuaikan kembali ritme alami.
  5. Cari Dukungan: Bicarakan perasaan Anda dengan teman, keluarga, atau terapis jika merasa kesulitan menghadapi sindrom ini.
  6. Latih Mindfulness: Lakukan praktik kesadaran diri, seperti meditasi atau pernapasan dalam, untuk mengelola kecemasan dan stres.
  7. Ingat Hal Positif: Renungkan hal-hal menyenangkan selama liburan dan cari cara untuk menghadirkan elemen-elemen tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Nah, berikut adalah penjelasan serta dampak PHB yang dialami seseorang usai menjalani libur panjang. Apakah kalian mengalami hal serupa?

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Wawancara Langsung