INDOZONE.ID - Taiwan telah mengerahkan hampir 40.000 tentara pada Selasa untuk bersiap siaga menghadapi kedatangan Topan Krathon, yang diprediksi akan menghantam wilayah padat penduduk di barat daya dengan gelombang badai yang dahsyat.
Saat topan mendekat, penjaga pantai bergegas melakukan pencarian terhadap 19 pelaut yang meninggalkan kapal mereka setelah kapal kemasukan air. Namun, misi penyelamatan dengan helikopter harus dibatalkan akibat angin kencang dan hujan lebat.
Beberapa penerbangan dibatalkan, jalur kereta api ditutup, dan di Kaohsiung, kota pelabuhan utama, toko-toko serta restoran memilih tutup sementara jalanan tampak kosong.
Topan biasanya menghantam pantai timur Taiwan yang bergunung-gunung dan jarang penduduknya, namun Krathon diperkirakan akan menerjang dataran barat yang lebih padat penduduknya.
Baca Juga: Evergrande Dinyatakan Bangkrut, Gagal Bayar Utang Rp4.400 Triliun
Menurut Badan Cuaca Pusat Taiwan (CWA), Krathon diprediksi akan tiba di Kaohsiung pada Rabu sore, kemudian bergerak melintasi pusat Taiwan menuju timur laut, sebelum mencapai Laut Cina Timur.
Kaohsiung, kota berpenduduk sekitar 2,7 juta orang, telah mengumumkan hari libur dan mendesak warganya untuk tetap berada di rumah saat topan super Krathon, menurut Pusat Peringatan Topan Gabungan Angkatan Laut AS, mendekat.
Li Meng-hsiang, ahli meteorologi dari CWA, menyatakan badai tersebut sudah mencapai kekuatan maksimumnya dan mungkin sedikit melemah saat mendekati Taiwan.
Namun, ia memperingatkan adanya hembusan angin lebih dari 150 km/jam di barat daya Taiwan dan potensi gelombang badai yang dapat menyebabkan banjir di wilayah pesisir.
Wali Kota Kaohsiung, Chen Chi-mai, mengatakan bahwa kekuatan dan jalur Krathon sebanding dengan Topan Thelma pada 1977, yang menewaskan 37 orang dan menyebabkan kehancuran di kota tersebut.
Ia juga memperingatkan warga untuk membatasi aktivitas di luar ruangan. Kementerian Pertahanan Taiwan menyatakan bahwa lebih dari 38.000 tentara sudah dalam status siaga penuh, sementara warga Kaohsiung mulai mempersiapkan diri.
"Topan ini akan menghantam langsung. Kami harus sepenuhnya siap," ujar nelayan lokal, Chen Ming-huang, yang memperkuat kapal di pelabuhan Kaohsiung. "Dalam skenario terburuk, kapal saya bisa hanyut jika tali pengikatnya putus."
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Japan Today