Pedagang Pantai Parangtritis Keluhkan Tumpukan Sampah: Paling Banyak Diangkut Pakai Truk
INDOZONE.ID - Salah satu warga sekitar Pantai Parangtritis, Kretek, Kabupaten Bantul, DIY, yang juga merupakan pedagang dari Asosiasi Paguyuban Asongan Club Pantai Parangtritis, Suratini (48) mengaku sampai saat ini masih mengeluhkan tumpukan sampah yang terjadi di pantai tersebut.
Bahkan, ungkap Suratini mengatakan, penumpukkan sampah terbanyak terjadi karena musim hujan dalam waktu akhir-akhir ini.
"Paling berat ya musim penghujan seperti ini. Jadi sampahnya banyak banget," katanya kepada wartawan saat ditemui usai mengikuti acaea peluncuran Program Gerakan Wisata Bersih (GWB) oleh Kementerian Pariwisata Indonesia dilokasi, Kamis (23/1/2025).
Disebutnya paling parah yakni pada tahun 2024 lalu, yang mana satu harinya harus diangkut menggunakan alat berat.
"Pokoknya kalau musim penghujan kayak gini banyak banget, ini enggak begitu kayak tahun lalu. Tahun lalu ada berbagai sampah-sampah seperti bambu dan lain-lain, jadi harus pakai truk atau alat berat, saking banyaknya," ucapnya.
Melihat kondisi tersebut, ia bersama para anggota paguyuban lainnya beserta tim petugas kebersihan setempat dengan kompak melakukan bersih-bersih pantai.
"Setiap hari (dibersihkan). Soalnya kan kita sama-sama jualan disitu dan biar pengunjung juga enak, kita nyaman. Selain kita juga ada tukang bersih-bersih, kita bantu dinas," ujarnya.
Karena kondisi pantai yang kotor itu, kata dia menyebut, banyak wisatawan yang protes karena pantai kotor.
"Ya kadang-kadang, ada wisatawan yang sebetulnya mau beli makanan ke saya tapi mungkin lihat kondisi seperti itu (kotor), ya enggak jadi," tuturnya.
Lanjut Suratini mengungkapkan bahwa, sampah-sampah di kawasan pantai Parantritis yakni berasal dari sungai yang meluap. Kebanyakan materialnya di pantai tersebut adalah plastik.
"Sampah-sampah disini berasal dari sungai yang meluap, banyak sekali. Meski sudah dibersihkan awalnya, tapi kadang - kadang sampah dateng lagi (silih berganti). Ini kayak acara seperti ini bisa dateng lagi (sampahnya)," ungkapnya.
Selama membersihkan tumpukan dan luberan sampah itu memakan waktu lebih dari dua jam.
"Waktu pembersihannya lebih dari dua jam. Tapi kalau bareng orang banyak enggak nyampe, paling satu jam sudah bersih," ungkapnya.
Lebih dari 10 tahun sudah gerakan bersih-bersih massal yang dilakukan Suratini bersama rekan-rekannya itu.
"Gerakan bersih-bersih sudah lama. Semenjak saya jualan disini yang mana dari anak saya mulai SMP sampai dia nikah. Jadi ya lebih dari 10 tahun," jelasnya.
BACA JUGA Dapat Danais 2025 Terbanyak di DIY, Kulon Progo dan Kota Yogya Janji Prioritaskan Polemik Sampah
Sehingga, dengan adanya kunjungan dari Kementerian Pariwisata bersama pemangku kebijakan lainnya dilokasi itu, Suratini berharap, masyarakat dan wisatawan sadar terhadap kebersihan lingkungan terutama di kawasan aliran sungai, karena akan menimbulkan dampak negatif sektor pariwisata.
"Harapannya ya semoga banyak yang sadar membersihkan pantai, umpama satu minggu sekali biar pantainya bersih. Walaupun ya sebetulnya sudag ada tukang bersih-bersih, tapi setidaknya kita membantu," harapnya.
"Tapi bagi saya, kalau disekitar tempat saya kotor (ada sampah) ya langsung saya bersihkan," tandasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung