Selasa, 26 OKTOBER 2021 • 14:08 WIB

Berkaca pada Tren Dunia, Jokowi Soroti 3 Hal Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia

Author

Presiden Joko Widodo menyoroti perkambangan kasus Covid-19 di dunia yang mulai merangkak naik lagi. (Sekterariat Kabinet RI)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti potensi kenaikan kasus positif Covid-19 terbuka lebar, meski kini tren penularan virus di Indonesia mulai perlahan melandai. Jokowi berkaca pada tren melonjaknya lagi kasus virus Corona di sejumlah negara pada pekan ini, misal di kawasan Eropa yang naik hingga 23 persen.

“Kita harus tetap pada posisi hati-hati, pada posisi waspada karena dunia masih dihadapkan pada ketidakpastian," kata Jokowi dalam arahannya di Istana Negara, Jakarta, dikutip Selasa (26/10/2021)

Dia menyoroti sejumlah hal yang bisa jadi titik celah melonjaknya kasus di Tanah Air, dengan merujuk apa-apa yang telah terjadi di dunia. Mula-mula, disebabkan adanya pelonggaran aktivitas masyarakat, tanpa melalui pertimbangan catatan epidemiologis secara bertahap.

Ttitik celah kedua, kata Jokowi, tidak lain dan tidak bukan ialah penerapan aturan protokol kesehatan alias prokes yang kendur dari masyarakat seperti melepas masker di tempat publik.

"Ketiga, pembelajaran tatap muka di sekolah," imbuh mantan Wali Kota Solo itu.  

Pada poin ketiga itu, Jokowi mentitikberatkan bahwa penerapan prokes menjadi perhatian utama saat sekolah kembali dibuka. Penerapan prokes, baik dari siswa, guru, dan tenaga kependidikan mesti dijalani secara disiplin yang mesti diawasi setiap saat oleh pihak berwenang demi klaster penularan di sekolah seperti yang ada di beberapa negara, tidak banyak terjadi di dalam negeri. 

“Kita perlu pengawasan lapangan. Manajemen pengawasan lapangan ini sangat diperlukan sehingga kejadian-kejadian yang ada di negara lain tidak terjadi di sini,” tuturnya. 

Hal lain yang jadi perhatian sebagai syarat PTM, lanjut dia, adalah cakupan vaksinasi yang menyeluruh bagi siswa hingga tenaga kependidikan. 

"Saya berharap agar pembelajaran tatap muka terus didorong. Pendidikan yang tetap berkualitas harus kita hadirkan di tengah-tengah anak didik kita," ucapnya.

Adapun dalam empat hari terakhir, tren kasus harian relatif rendah yakni 22 Oktober sebanyak 760 kasus, 23 Oktober 802 kasus, 24 Oktober 623 kasus, dan 25 Oktober 460 kasus. 

Jokowi mengatakan, sejumlah indikator pun mulai dari tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy ratio (BOR), positivity rate, hingga laju reproduksi efektif (Rt) telah berada di bawah standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

"Artinya, (kita) pada posisi yang baik. Tetapi perlu saya ingatkan bahwa pandemi ini belum berakhir," ucapnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: