Seorang anak Palestina bernama Amir telah mengungkapkan kengerian yang dihadapi anak-anak di jalur Gaza yang dilanda perang.
"Saya berusia 11 tahun dan saya telah melewati tiga perang dan saya memiliki teman yang terbunuh di dalamnya," cerita Amir, dikutip dari Mirror.
"Saya berharap dunia bisa tahu betapa tidak amannya kita di Gaza," katanya lagi.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden memperkuat garisnya dengan Israel, menuntut negara Yahudi itu secara signifikan mengurangi perang melawan Hamas.
Setidaknya enam orang lagi tewas di Gaza pada Rabu, saat Save the Children mengungkapkan lebih dari 50 sekolah telah dilanda serangan Israel.
"Saya sangat takut dengan suara serangan udara pendudukan Israel," kata Amir kepada badan amal tersebut.
"Hari ini mereka mengancam akan mengebom sebuah gedung di dekat rumah kami dan kami menjadi sangat takut," katanya lagi.
“Kami mulai mencari tempat untuk bersembunyi dan semua anak kecil mulai menangis."
“Hal tersulit adalah tentara Israel mengebom sepanjang malam sehingga kami tidak bisa tidur."
"Listrik padam saat mereka membom kami karena sangat takut kami semua tinggal di satu kamar."
Sekitar 219 orang tewas di Gaza, termasuk 63 anak-anak, dengan lebih dari 1.500 warga Palestina terluka.
Banyak pejabat Israel secara pribadi menelepon untuk mengakhiri permusuhan.
Presiden Joe Biden, dalam panggilan keempatnya kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan kepadanya bahwa dia mengharapkan perperangan berakhir.
Tetapi komunitas intelijen Israel dikatakan percaya Hamas dan Jihad Islam mungkin memiliki persediaan 12.000 roket.
Dalam satu serangan malam hari selama 25 menit, Israel menjatuhkan 122 bom ke sasaran Gaza termasuk terowongan Hamas.
“Saya berharap Gaza menjadi kota yang aman seperti kota-kota lain di dunia dan blokade dihapus sehingga kita dapat bepergian dan mencapai impian kita," kata Amir.
"Anak-anak Palestina berhak hidup dengan aman,” katanya lagi.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: