Kata 'Kerumunan' jadi trending topic di media sosial twitter hingga pukul 15.25 wib, tertanggal 24 Februari 2021.
Sudah 33,6 tweet yang membahas dan membicarakan hal ini di media sosial.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera di akun @MardaniAliSera ikut meramaikan kata 'Kerumunan' di twitter.
"Ini bukan yg pertama pak @jokowi bagi2 souvenir atau nasi kotak yg menimbulkan kerumunan. Sebelumnya bagi2 nasi kotak, kemarin bagi2 souvenir. Jika itu sudah dipersiapkan di mobil, namanya bukan spontanitas. Harusnya istana bisa antisipasi dalam kunker ada potensi kerumunan," tulis Mardani.
Sementara itu para warga net yang lain juga ambil kesempatan membahas tentang 'Keramaian'.
"Jadi gini, Kerumunannya : Jokowi ingatkan Prokes= Tidak akan Dipenjara. HRS ingatkan Prokes= Tetap Dipenjara. Jokowi Bagi2 Souvenir= Bukan Pelanggaran. HRS tidak ada bagi2 Souvenir= Dipenjara. Kerumunan HRS Spontanitas= Pelanggaran, Kerumunan Jokowi Spontanitas= Bukan Pelanggaran," tulis akun @abu_waras.
Selain itu, Politisi PKS Tifatul Sembiring juga tak mau ketinggalan berkomentar.
"Bedakan dong antara kerumunan yg spontanitas dengan yg sengaja. Luu bisa diam nggak siiiiih..," tulis Tifatul.
Netizen lain terus berkomentar.
"jika HRS dihukum gara gara kerumunan. maka JOkowi juga harus dihukum gara gara kerumunan itu namanya keadilan.jika tidak ada keadilan lagi maka revolusi atau chaos adalah solusi.clear no hoax hukum hanya untuk yang kontra jokowi," tulis akun @SilumanRi.
"Kerumunan itu berbeda dengan Kerumunan. Sebuah Kerumunan belum tentu disebut Kerumunan. Karena suatu Kerumunan bisa jadi Kerumunan.," tulis Haikal Hassan Baras.
Kerumunan itu berbeda dengan Kerumunan.
— Haikal Hassan Baras (@haikal_hassan) February 24, 2021
Sebuah Kerumunan belum tentu disebut Kerumunan.
Karena suatu Kerumunan bisa jadi Kerumunan. pic.twitter.com/VUgM8FxxZB
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: