Selasa, 03 NOVEMBER 2020 • 13:43 WIB

150 Juta Orang Terancam Jatuh Miskin Akibat Covid-19, Termasuk Indonesia

Author

Ilustrasi potret kemiskinan. (Pexels/Guduru Ajay bhargav)

Pandemi virus corona (Covid-19) diprediksi mengancam 150 juta warga dunia jatuh dalam jurang kemiskinan. Menurut Bank Dunia, ini pertama kalinya dalam lebih dari 20 tahun terakhir pengentasan kemiskinan terhambat selain karena konflik dan perubahan iklim.

Pandemi Covid-19 diperkirakan memberi tambahan 88 juta hingga 115 juta orang mengalami kemiskinan ekstrem tahun ini. Jumlahnya pun akan meningkat menjadi 150 juta pada 2021 tergantung pada tingkat keparahan kontraksi ekonomi.

Negara-negara berpenghasilan menengah diprediksi akan memiliki 82% kelompok miskin ekstrem baru, termasuk Indonesia, India, dan Nigeria. Penduduk perkotaan yang diperkirakan jatuh ke jurang kemiskinan ekstrem akan memengaruhi orang-orang di daerah pedesaan.

Kemiskinan ekstrem didefinisikan sebagai hidup dengan biaya kurang dari US$1,90 (Rp27 ribu) per hari. Hal ini diprediksi akan memengaruhi antara 9,1% dan 9,4% dari populasi dunia pada 2020 menurut Laporan Poverty and Shared Prosperity dua tahunan.

"Pandemi dan resesi global dapat menyebabkan lebih dari 1,4% populasi dunia jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem," kata Presiden Grup Bank Dunia, David Malpass dikutip dari Worldbank, Selasa (3/11/2020).

Untuk memajukan pembangunan dan mengurangi kemiskinan, lanjut Malpass, negara-negara perlu mempersiapkan ekonomi yang berbeda pasca Covid-19 dengan mengizinkan modal, tenaga kerja, keterampilan, dan inovasi untuk pindah ke bisnis dan sektor baru.

"Dukungan Grup Bank Dunia, di IBRD, IDA, IFC, dan MIGA akan membantu negara berkembang melanjutkan pertumbuhan dan menanggapi dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi dari Covid-19 saat mereka bekerja menuju pemulihan yang berkelanjutan dan inklusif," lanjutnya.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: