Senin, 10 FEBRUARI 2020 • 11:01 WIB

Dokter Asal Palestina Ajak Warga Arab Ramai-Ramai Daftar Relawan Wuhan

Author

Petugas mengenakan alat pelindung dan memasang kanvas ke jendela ambulans untuk melindungi privasi penumpang, yang dites positif virus korona. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Ali Wari, seorang dokter asal Palestina yang tinggal di Wuhan, dan sekelompok teman-teman yang berasal dari Wilayah Arab dan Timur Tengah diketahui sedang menunggu izin dari pemerintah setempat untuk menjadi relawan dalam membantu melawan pandemik virus korona.

"Saya seorang dokter. Saya berbicara bahasa Arab, Tiongkok, dan Inggris. Saya dapat membantu merawat pasien, mendaftarkan informasi, dan membawa barang-barang," kata Wari mengutip Xinhuanet, Senin (10/2/2020)

Ide menjadi relawan diakui Ali Wari berasal dari kumpulan orang yang berkumpul dari grup obrolan (Wuhan 2019-nCoV) di aplikasi WeChat.

Grup ini memiliki sekitar 480 anggota yang rata-rata berasal dari Arab, yang sebagian besar tinggal dan bekerja di kota Wuhan.

"Saya menerjemahkan dan menyebarkan informasi tentang virus untuk teman-teman saya pada awalnya. Kemudian lebih banyak teman dari teman saya bergabung dalam grup," kata Wari, yang bekerja untuk Hubei Topgene Biotechnology, sebuah perusahaan teknologi tinggi, dan juga seorang ahli bedah dada. dengan kemahiran dalam bahasa Tiongkok.

Selama beberapa minggu terakhir, Wari menerjemahkan dan berbagi informasi otoritatif tentang virus baru, terutama tindakan yang diambil oleh Wuhan, dalam grup obrolan setiap hari dan menjawab pertanyaan anggota.

"Aku sangat percaya diri bahwa kita bisa bersama-sama dalam mengendalikan wabah ini. Tetapi bagi siswa asing yang masih muda, mereka mungkin panik meskipun mendapat dukungan dari universitas mereka. Jadi, pada titik ini, aku harus menenangkan mereka seperti kakak."

Wari memprakarsai kampanye menjadi relawan dalam grup WeChat pada Rabu malam, dan setidaknya 30 orang secara sukarela ikut serta dalam perang anti-virus yang sedang berlangsung.

Mohamad Khatib, yang berasal dari Palestina, meminta persetujuan keluarganya untuk bergabung dengan Wari.

"Saya percaya pasti ada solusi untuk melawan epidemi virus korona, tetapi itu akan memakan waktu. Kita harus terus berusaha dan tidak pernah menyerah," ujarnya.

Setelah belajar di Wuhan sebagai mahasiswa PhD selama enam bulan, Mohamad Asaad, yang merupakan warga Mesir, juga mengakui bahwa ia telah jatuh cinta pada kota Wuhan dan masyarakatnya.

"Saya sedih melihat kota yang penuh warna ini dalam menghadapi masa-masa sulit. Ini adalah waktu untuk mendukung dan membalas orang-orang yang melakukan perbuatan baik. Jadi, saya secara sukarela memberikan bantuan dan mendukung teman-teman Tiongkok untuk mengalahkan keadaan yang keras ini," kata Asaad.

Diketahui pada Kamis sore (6/2/2020), Wari bersama teman-teman Arabnya, melamar ke Kantor Urusan Luar Negeri Wuhan untuk menjadi relawan. 

 

Artikel Menarik Lainnya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: