Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono mengatakan bahwa PPP membuka peluang menjalin kerja sama politik dengan PDI Perjuangan (PDIP).
“Iya, memang kemungkinan itu ada,” kata Mardiono kepada wartawan sebagaimana disadur dari Antara, Rabu (8/3/2023).
Baca Juga: PPP Bahas Kondisi Politik Global hingga Pemilu 2024 saat Bertemu Dubes Amerika Serikat
Mardiono pun mengatakan dalam waktu dekat PPP rencananya akan bersilaturahmi dengan PDIP. Ia menyebut bahwa silaturahmi tersebut merupakan pertemuan politik biasa dalam rangka menjaga demokrasi berjalan baik.
“Entah dengan Bu Mega, Mbak Puan, atau Pak Sekjen mungkin. Ya, silaturahmi politik biasa,” ujarnya.
Dia menyebut rencana pertemuan dengan PDIP tersebut kemungkinan baru akan dilakukan pada pekan depan selepas tanggal 15 Maret.
Namun silaturahmi dengan PDIP tersebut, kata dia, kemungkinan baru akan dilakukan setelah PPP bersilaturahmi dengan Partai Bulan Bintang (PBB) terlebih dahulu.
“Mungkin waktu dekat ini ada kita bertemu kunjungan antar parpol tapi mungkin ke PBB, dengan Pak Yusril. Saya kabari, dalam waktu dekat ini,” urai dia.
Peluang Berkoalisi
Ketika ditanyakan terkait pembahasan peluang koalisi dalam pertemuan dengan PDIP, Mardiono pun tidak menampiknya.
“Ya, tentu peluang-peluang membahas soal perpolitikan nasional kita,” ucapnya.
Baca Juga: Harlah ke-50 PPP di Garut, Mardiono: Kita Komit, Jaga Agama dan NKRI!
Menurut dia, dorongan berkoalisi tersebut sebagai upaya membangun kekuatan politik yang lebih besar dalam menghadapi kontestasi Pemilu 2024, di mana diketahui PDIP merupakan satu-satunya partai politik yang memiliki tiket tunggal untuk bisa mencalonkan capres-cawapres.
"Tentu upaya-upaya untuk mengajak berkoalisi, apalagi ini PPP termasuk yang kecil, jumlahnya 4,5 persen. Tentu berusaha mengajak koalisi dengan partai-partai yang lain, itu bagian dari upaya politik yang dilakukan parpol," jelasnya.
Ajak PDIP ke KIB
Meski demikian, Mardiono menyebut bahwa PPP belum tentu keluar dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Sebaliknya, ia justru membuka kemungkinan bagi PDIP untuk bergabung dengan PPP bersama PAN, dan Partai Golkar.
